Chapter 2 - 17 September- Musim Gugur

Hari ini, dimana sudah tiga bulan berlalu, saat ulang tahun Mien.

Teringat ulang tahun itu membuat Mien sangat bahagia.

Daun-daun telah gugur, pekerjaan begitu menumpuk, andai saja ada uang lebih pekerjaan kali ini. Pikiran begitu buntu, imajinasikupun begitu tertutup rapat.

"Aku telah menikah bersama Mien, aku laki-laki paling beruntung memiliki dia, akhirnya cinta yang aku perjuangkan, tetap berbuah".

Langit memancarkan cahaya yang begitu indah.

Cinta, yang disuguhkan seperti nyanyian air sungai Amazon

Tenang, tetapi penuh dengan rahasia.

Jiwaku, yang terhanyut gelombang asmara, tetap mencintaimu Mien.

Dion merasa bahagia, dan serasa dunia nya berubah setelah bertemu Mien.

Pukul 17:00

Pulang kerumah.

"Mien, sedang apa kamu sayang?" Sambil mencari-cari. Dari kamar hingga ruang masak, Rumah yang kecil, tentunya mudah menemukan Mien.

Sayang, sayang, kamu dimana!

Memanggil berulang kali" hingga dia mau menangis. Tiba-tiba dilihatnya Mien di depan Tv langsung ia peluk" kamu jangan buat aku kwatir.

"Eh sayang, kamu sudah pulang". Kenapa tidak bilang kalau mau pulang" ujar mien.

Kamu dari mana?" Tanya Dion.

"Aku Dari tadi hanya duduk disini saja!" Kata Mien.

"Kamu sudah makan sayang?" Tanya Dion

"Aku menunggu kamu pulang?", mengapa kamu lama kali pulang?