Richo terus menerus mengulas senyum saat cowok itu menyenderkan kepalanya ke sisi tembok, ranjangnya memang dekat dengan tembok ber-cat abu.
"Cie.. lagi bahagia?" Marvin datang mengagetkan, cowok itu membawa nampan isi bubur dan air putih hangat.
Richo semakin melebarkan bibirnya, "Ga nyangka kalau Freya bakal bablas ketiduran di atas gue."
Jav dan Vano meringis, "Ambigu nyaho teu!"
Marvin terkekeh, logat sunda Vano mulai keluar.
Jika melihat Richo yang sudah tersenyum memikirkan Freya, hati Marvin merasa berbunga-bunga juga. Sepertinya sangat berpengaruh Richo itu untuknya.
Richo menjilat bibirnya yang terasa kering, cowok itu melirik makanannya tak selera. "Andai Freya suapin." Gumamnya.
Cowok itu mulai manja!
"Anggep aja gue, Freya." Jav mengibaskan angin seakan dia memiliki rambut panjang seperti perempuan.
Richo mendelik, "Lo.. najis!"