Freya menatap Arkan yang sedang gelisah duduk di bangku yang tersedia di luar kamar, cewek itu mendekat dengan tatapan tajam yang di arahkan.
Arkan menatap Freya yang sedang berdiri di depannya.
"Apa lo ga bisa buat tahan emosi?" Freya bertanya ketus, dia belum meyangka atas terjadinya Cel yang harus di beri penanganan sementara.
Arkan memelas, dia juga tidak pernah untuk sengaja. "Gue ga mungkin lakuin itu, lo harus percaya kalau itu bukan di sengaja."
Freya juga tidak tahu harus mendengar ucapan dari siapa. Hatinya masih belum percaya, namun jika soal 'melakukan' semua orang juga pasti bisa, hanya saja ada niat dan tidak. Tapi jika hal yang menyangkut Arkan, Freya juga belum sepenuhnya menyalahkan, karena bagaimanapun juga Freya kenal Arkan bukan satu bulan atau empat bulan. Cowok itu tidak pernah sekalipun kasar pada perempuan. Freya yakin dan sangat mempercayai sosok satu temannya itu.