"Hay ganteng." Sapaan itu membuat Marvin terjengit kaget. Dia sampai mundur beberapa langkah dari pijakannya.
"Maaf, Kak. Saya permisi numpang lewat." Ucap Marvin yang akan melangkah, namun jalannya di halangi dengan rentangan tangan.
"Kalau mau lewat harus ada satu syarat." Pintanya.
Marvin menelan ludah. Apa yang akan di lakukan satu perempuan seniornya itu? Marvin bahkan tidak sampai terlalu memperhatikan senior di sana juga. Kenapa selalu saja dia yang menjadi sasaran empuknya? Padahal banyak juga mahasiswa yang lebih tampan di bandinh dengan Marvin yang hanya juniornya saja.
Dengan gugup Marvin menjawabnya, "A—apa, Kak?"
Cewek itu tersenyum miring. "Harus lunch bareng di kafetaria nanti."
Marvin kian cemas. "Maaf, Kak. Tapi saya ada urusan lain." Setelah itu Marvin berlari menjauh dari senior cewek tadi. Dia tidak ingin melakukan kesalahan apa lagi sampai kepergok oleh teman – temannya nanti. Marvin bisa saja di ledek habis – habisan oleh tiga temannya.
