Devan meregangkan seluruh otot tubuhnya saat merasakan pegal dan sakit. Dia ambruk di atas kasurnya. Cowok itu sudah sangat kelelahan saat menyelesaikan pekerjaannya di kantor.
"Papa, lagi apa?" Devan bergumam sambil menatap ke atas. Dia seketika merindukan sosok sang Papa. Setelah Devan pulang dari rumahnya, cowok itu ingin sekali tetap tinggal namun kenapa rasa di dalam hatinya juga tidak dapat di ubah dan di lupakan? Devan menjadi serba salah.
Di saat Devan akan berusaha dan membuat semuanya menjadi rukun, kenapa belum bisa rela dan mengikhlaskan saja? Padahal menunggu sebentar lagi saja bisa Devan lakukan jika hatinya demi sedikit menerima.
"Papa, beneran baik 'kan? Kenapa sekarang perasaan gue ga enak?" Devan beringsut duduk. Apa ada sesuatu yang terjadi pada Papa 'nya? Apa Devan harus mengunjungi lagi ke rumah sang Papa?