Malamnya, Freya mengecek kamar sang Papa dan Kakaknya. Dia akan memastikan bahwa kedua lelaki itu sudah terlelap dan tidak menyadari jika Freya akan keluar rumah sendiri. Dia sudah berniat untuk memindai orang yang berani melukai Devan. Freya tidak tinggal diam, walau memang Papa 'nya sudah meminta untuk tidak di perpanjang lagi. Freya tidak bisa, dia akan tetap untuk membalas perbuatan dari kekerasan itu.
Freya bisa untuk melakukannya sendirian.
Dia sudah berada di tempat penyerangan. Freya melihat handphone 'nya sebentar. Kepalanya menoleh ke kiri dan ke kanan, dia sedang menelisik dari arah mana orang itu bisa mengepung Devan. Freya memokuskan indera pendengarannya. Dia menarik napas dalam. Pantas saja orang – orang itu menginginkan Devan, Freya sudah tahu niat busuk yang sedang di lihatnya.
"Ternyata elo."