Gibran di beri kabar oleh Risma dari singapore. Wanita itu bilang jika dia akan pulang lebih awal, walau 'pun masih harus menggunakan tongkat, tetapi dia sudah merasa baik dan bisa untuk melakukannya sendiri saja tanpa harus di bantu.
Gibran sudah merasa lega dan seikit tenang, setidaknya tanggung jawab itu berhasil. Tetapi dia masih harus untuk mengurus hingga benar – benar sembuh total, sampai Risma bisa kembali berjalan dengan lancar. Gibran akan merasa lebih tenang lagi jika Risma bisa kembali normal, tetapi dia tidak akan lagi untuk membiarkan wanita itu mengusik keluarga atau dirinya kembali. Itu tidak akan pernah Gibran biarkan.
"Pak, apa kita jadi untuk ke bandara sore ini?" Tanya sopir Gibran yang baru melamar untuk pekerjaan itu.
Gibran berpikir sebentar, dia sepertinya harus menemui Devan dulu di kantor anaknya. Sudah dua hari Gibran tidak bertemu dan melihat batang hidungnya.