Arkan berjalan cepat seperti sedang di kejar oleh seseorang. Sesekali kepalanya menoleh ke belakang semakin merasa cemas dengan nyawanya sekarang. Kenapa Arkan merasa nyawanya sedang di atas ambang? Pikirannya mulai kacau. Arkan tidak bisa untuk menghindar. Dia terlalu takut dengan semua kenyataan.
"Arkan."
Cowok itu terengah, napasnya memburu. Dia menatap sambil menumpu setengah tubuhnya oleh tangan. Dia segera berdiri tegak dengan mata melebar. Cowok di depannya tersenyum mengembang.
"Gimana? Usaha lo?"
Arkan mengepal kuat, tatapannya menusuk dengan rahang yang kian mengeras.
"Buat apa lo balik lagi!" Arkan menggertak. Dia merasa seperti di permainkan. Apa maksud tujuan cowok itu setelah kemarin Arkan justru di datangi dengan cowok yang dia tidak suaki juga. Sepertinya sekarang hidup Arkan penuh musuh yang harus segera dia lenyapkan.