Chereads / Baby's Dragon / Chapter 42 - (BONUS)

Chapter 42 - (BONUS)

Anggap saja cerita ini sebagai Bonus karena kalian sudah mau menunggu keberadaan Papa yang takkunjung tiba~ , yah, selamat menikmati~

.

.

.

NagaTampan: Benar-benar nakal, hari ini aku harus memandikan anakku yang bermain di luar lagi. [Foto.jpg]

Sebuah gambar dikirimkan, sosok bocah yang tertutup lumpur terlihat. Boneka susu itu duduk di atas cairan kecokelatan. Tubuh kecil yang tidak mencapai 100cm itu mendongak, memamerkan sepasang kelereng biru laut yang terlihat syock. Pandangannya kosong, dengan wajah yang jelas tercenga. Bila bukan karena sepasang iris yang benar-benar bulat dan cerah, keberadaan bocah lumpur dipastikan terlalu menyatu dengan alam.

Anthony: Ahahaha, sudah kukatakan, awasi anakmu ketika dia bermain di luar!

Lily: Astaga! Apa yang dilakukannya sampai bisa seperti itu?!

Dua komentar masuk, lalu diiringi dengan beberapa komentar yang lainnya begitu sebuah postingan dari akun NagaTampan kembali memamerkan anaknya yang terlihat seperti boneka kecil. Namun, semua komentar itu diabaikan. Sosok yang memposting sekarang tengah sibuk memandikan sosok mungil yang tertutup lumpur.

Aliran air yang semula sejernih berlian, kini berwarna kecokelatan. Sosok bocah yang terlihat seperti berusia 5 tahun terduduk di lantai gua. Menikmati aliran air yang tidak henti membersihkan setiap jengkal tubuhnya dengan teliti dan lembut. Tidak perlu waktu lama, warna kulit yang semula cokelat, kini kembali putih. Wajah dengan lemak bayi di pipinya kini terlihat. Warna rambut kelabu yang indah dan tebal sudah kembali ke semula kala.

Menghela napas lega, Naga Perak dengan terampil mengangkat bocah lelaki dan menaruhnya di atas kulit bulu yang lembut. Dalam hitungan detik, tubuh yang basah kuyup langsung mengering. Rambut kelabu yang menempel pada kepala, kembali mengembang dan terlihat lembut disentuh.

Cosmos tidak menahan diri sama sekali. Ia menunduk, menenggelamkan wajahnya di atas kepala berbulu yang lembut dan harum.

"Pergi!" Bocah lelaki menjerit, langsung mendorong Naga Perak menjauh. Namun kekuatannya jelas kalah telak. Tangan putih dan gemuknya terlalu lemah. Sosok yang menggendong tanpa ampun terus menciumi rambut dan pipi sang bocah yang kini sudah bersih dan harum.

"JANGAN MENCIUMKU!" Leo meledak. Tanpa ampun, langsung bergerak menggigit bahu dan tangan yang menahannya. Tindakannya sukses membuat Naga yang rakus membeku, sebelum akhirnya dengan panik menjauhkan wajahnya.

"Papa tidak mencium Baby," mencoba menarik lengannya dengan lembut, si perak benar-benar ngeri membayangkan gigi susu itu akan patah atau terluka karena menggigit kulitnya yang keras. "Baby, Papa tidak mencium Baby lagi."

Si Kelabu mendengus, melepaskan gigitannya dan melompat dari pelukan sang Naga dengan gesit. Cosmos tidak mengejar. Sepasang iris emas memperhatikan boneka kecil yang sudah mengenakan pakaiannya kini mulai duduk di atas lantai berlapis bulu binatang. Ia mulai mengeluarkan beberapa tanaman dan peralatan, memulai sesi eksperimen dari hasil berpetualang.

Bila dalam keadaan normal, Babynya pasti mengizinkan Cosmos menggendong dan memangku si kecil ketika sosok itu sedang berkonsentrasi, tetapi jelas. Naga Perak ini membuat kesalahan dan Leo benar-benar tidak mau dipegang.

Salahkan kenapa Babynya terlalu imut dan menggemaskan!

Naga Perak belajar dengan baik, ketika akhirnya mendapatkan Asisten dan mempelajarinya, ia mengetahui tentang fiture memotret dan rekam video. Jadi, ia cukup bersenang-senang mempelajarinya. Karena itu, hampir setiap hari Naga Perak akan diam-diam memotret dan merekam kegiatan si kecil. Tentu saja, Leo tidak mempermasalahkannya sama sekali, toh Naga Perak cukup pintar untuk tidak memamerkan dirinya di sosial media. Paling-paling hanya beberapa hal yang menunjukkan bahwa dirinya memang ada, tanpa benar-benar menunjukkan wajahnya.

Namun, kali ini benar-benar fatal.

Leo tidak menyangka bahwa petualangannya kali ini, akan menemukan tanaman Karnivora yang kuat. Tentu saja akan ada beberapa hal di dalam Ruang Jiwa yang mampu untuk melindunginya. Namun Leo tidak menggunakannya sama sekali. Ia ingin melatih tubuh kecilnya yang lemah.

Karenanya, pertarungan primitif berakhir dengan Leo yang berlumuran lumpur dan tanaman Karnivora yang kalah. Namun, kemenangannya jelas tidak berbuah manis. Alasannya adalah kedatangan Naga perak yang tiba-tiba.

Siapa yang menyangka bahwa Cosmos sedang merekam? Pria jangkung itu mengambil wujud Naga yang besar, mendadak muncul di saat Leo masih dalam keadaan siaga. Hal ini membuatnya tergelincir dan jatuh.

Sialnya, ekspresi tercenga yang memalukan terekam.

Bukannya menolong, An Cosmos, dengan penuh semangat, justru semakin banyak merekam!

Leo benar-benar marah. Tanpa ragu mencoba menghancurkan Asisten yang dibuatnya. Namun Naga Konyol dengan panik menyembunyikan Asistennya dan langsung menyeret Leo kembali ke Gua. Membersihkan bocah kecil yang tertutup lumpur dan merajuk.

Melarikan diri ke area dapur, Naga Perak tahu bahwa bayi kesayangannya sangat kesal. Oh, salahkan karena ekspresi bayinya yang lucu dan menggemaskan! Siapa yang tahan untuk tidak merekam? Namun si kecil jadi merajuk ...

Menghela napas berat, pemuda jangkung yang bertelanjang dada itu membuat segelas jus. Percampuran Buah Darah dan beberapa buah lainnya. Bagaimana pun, Babynya sangat suka manis. Meski Cosmos kesal karena Babynya suka buah darah tetapi buah ini akan membuat bayi kecilnya tidak mau makan karena kenyang ...

Oh, siapa yang senang melihat bayinya tidak makan? Hanya meminum cairan sedikit seperti ini akan kenyang? Lalu kapan bayinya akan gemuk dan sehat?! Itu sebabnya, dengan tegas dan tidak pernah berkompromi, An Cosmos membatasi Babynya yang lucu untuk meminum jus favoritenya.

Kembali, Naga Perak menghela napas. Oh, benar yang dikatakan internet. Anak-anak di usia ini akan lebih fokus untuk bermain ketimbang makan. Orang tua, harus melakukan beberapa trik agar anak mereka mau makan dan tumbuh dengan baik. Namun, tidak peduli apa yang dilakukan bayi kecilnya yang suka merajuk, sosok kelabu itu tetap saja lucu dan imut, membuat Cosmos tidak tahan untuk selalu mencium dan mencubit pipinya yang gembil hingga si kecil menjerit marah.

Datang membawa segelas cairan berwarna merah muda, sosok kecil yang duduk manis di atas lapisan bulu mendadak menoleh. Hidunya bengir itu jelas mencium aroma favoritenya. Sepasang kelereng biru yang bulat langsung terkunci ke cairan yang berada di tangan Naga Perak. Dengan riak tanpa ekspresi di wajah yang kekanakan, An Leo benar-benar ...

Cosmos menarik napas dalam dan menghembuskannya.

Sabar ...

Jangan memeluk dan mencium bayi kecil ini. Babynya masih merajuk. Bila kembali menggigit dengan sepenuh hati, Babynya akan menjadi ompong dan masa depan si kecil menjadi suram. Sungguh, bayi kecil yang ompong masih terlihat sangat lucu, terlebih bila tersenyum dan menyeringai. Memamerkan sederet gusi merah muda yang bersih. Tetapi si kelabu pasti tidak akan bahagia sama sekali. Sebaliknya, Cosmos justru merasa anaknya akan lebih menyalahkan Papanya atas insiden pengkeroposan gigi.

"Baby masih sibuk?" pura-pura tidak memperhatikan pandangan si kecil, Naga Perak dengan tenang berjalan menuju sofa dan duduk di lapisan empuk berlapis kulit binatang.

Leo diam, tetapi matanya dengan frontal mengikuti pergerakan Papanya.

"Baby mau jus?" tersenyum lembut, Pria yang hanya mengenakan celana kulit itu memamerkan gelas berisi cairan merah muda. "Ayo sini, minum ke sini," menepuk-nepuk pahanya, Naga perak dengan sabar menggoda.

Si Kelabu tidak langsung menjawab. Bocah lelaki yang agak gemuk itu mengerutkan alis. Wajah kekanakan itu terlihat sangat kusut, sukses membuat Papanya gemas dan ingin menerkam si kecil. Namun Cosmos menahan diri. Bersabar dan melihat apakah ... anak semata wayangnya ini tidak kembali merajuk.

"Bukankah Papa tidak suka Baby meminumnya?"

Mendengar suara kekanakan yang menyahut, sukses membuat sepasang iris emas berkilau cerah. Cosmos tidak bisa menahan seringai konyolnya ketika Bayi kesayangannya sudah menggunakan kata 'Baby' untuk memanggil dirinya sendiri.

"Ayo Baby, kemari, Papa membuat jus ini special untuk Baby, jadi, tentu saja Baby boleh meminumnya," menepuk-nepuk pahanya kembali, Cosmos tidak sabar agar bayi kecil itu akan merangkak masuk ke dalam pelukannya.

Kali ini, Leo tidak menjawab dan langsung melakukan dengan tindakan. Tanpa mempertimbangkan keberadaan tumbuhan yang berharga, bocah lelaki itu tanpa ragu menghambur ke pelukan Ayah Naganya. Duduk manis di atas pangkuan Naga Perak dan mengambil jus merah muda yang memancarkan aroma buah yang manis dan segar.

Cosmos terkekeh. Pria muda itu tanpa ragu memeluk tubuh lembut putranya, menunduk dan menikmati aroma susu yang memancar dari bocah lelaki yang menggemaskan. Menenggelamkan wajah di helai kelabu yang selembut sutera, Naga perak tidak henti mengibas-ngibaskan ekor peraknya dengan gembira.

Leo tidak peduli dengan keterbelakangan mental Ayah Konyolnya. Ia sudah terbiasa. Karenanya, dengan patuh bocah kelabu meminum jusnya sedikit demi sedikit. Toh, jarang-jarang diizinkan meminum jus. Jadi, ia benar-benar harus menikmatinya dengan sangat khusyuk.

Namun, saat cairan merah muda di dalam gelas sudah habis, Leo mendadak teringat dengan Micro yang terkurung di dalam Ruang Jiwa. Bagaimanapun, ia menyuruh robot lebah untuk mengurus beberapa tanaman dan hewan yang sudah ia kumpulkan, meminta robot cerdas itu untuk menyusunnya di dalam Ruang Jiwa. Bagaimanapun, ia tidak mau Ruang Jiwanya berantakan.

Robot hitam-emas tercenga ketika mendadak dikeluarkan dari Ruang Jiwa. Bagaimana pun, pekerjaannya belum selesai dan ia diseret keluar. Mau tidak mau, sosok itu membeku di udara selama beberapa detik, sebelum akhirnya meledak marah.

"NAGA MESUM! MENYINGKIR DARI TUAN--AAAH! TUAN!" Micro menjerit, mendadak ia diterbangkan oleh angin kencang hingga terlempar keluar dari gua. Tindakan itu sukses membuat sosok robot meraung marah. Tanpa ragu kembali terbang dan masuk ke dalam gua.

"SIALAN! KAU MENYERANG SAAT AKU TIDAK SIAP! BERANINYA KAU--"

"Jangan bertengkar," Leo mendelik marah. Suara menggelegar Micro membuat gendang telinganya berdengung. "Kumpulkan laporan, aku mau memeriksanya!"

Lebah yang semula mengambil tubuh raksasa, langsung menyusut ke ukuran lalat. Terbang bolak-balik dan mengeluarkan suara mendengung yang mengungkapkan protesnya. "Tuan ... dia sangat jahat, Naga Jelek itu sangat mesum. Coba lihat dia, Tuan! Micro curiga dia sudah gila!"

Leo memutar bola matanya. Tidak perlu bertanya, si kelabu tahu Papa Naganya memang sangat konyol dan gila.

"Berikan laporan!"

Micro tidak mengeluh kembali. Dengan kesal, robot lebah itu memberikan laporan rutin yang diberikan para Pemilik Sementara Planet. Bagaimana pun, tidak mudah untuk mengawasi 99 Planet--tunggu. Apa itu yang baru saja Micro lihat?

Robot hitam-emas membeku selama sedetik, sebelum akhirnya meledak kembali. "TUAANN!"

Leo cemberut. "Apa?"

"Coba Tuan lihat!"

Cosmos langsung merasakan firasat buruk. Gerakannya mengusap rambut lembut si kelabu terhenti.

Oh, gawat.

Ia lupa menghapus postingan gambar si kecil yang tertutup lumpur.

Benar saja, sebelum Cosmos mengatakan apa pun, Naga Perak merasakan sesuatu masuk ke dalam mulutnya. Sebelum ia sempat memuntahkan, senyuman dari wajah boneka itu mengembang.

"Telan itu, Papa," suara kekanakan yang lucu terdengar. Senyuman di wajah chuby terlihat lucu, tetapi iris biru yang memandang dengan dingin sukses membuat Naga Perak merinding. "Papa harus bisa menghargai buatan anak kesayangan papa ini, bukan?"

Cosmos menelan sesuatu yang ada di mulutnya dengan wajah pucat.

Sejak itu, Naga perak harus menikmati rasa gatal di sekujur tubuhnya selama beberapa hari. Kemarahan si kecil benar-benar tidak dangkal. Meski postingan telah dihapus, tetapi beberapa orang sempat mengomentari dan melihat ekspresi memalukan putranya. Hal ini memperpanjang masa gatal di tubuh sang Naga.

Lalu karenanya ... An Cosmos mengalami trauma.

Ia tidak berani memakan masakan putranya atau bahkan ... menposting foto putranya kembali. Sungguh, ia tidak mau. Disiksa dengan rasa gatal dan tidak bisa menggaruknya benar-benar ... tidak terkatakan. Ini benar-benar penyiksaan yang tidak akan pernah An Cosmos lupakan seumur hidupnya.