Vincent terus memohon kepada Bella, hari-hari sebelumnya Ia memang ingin melampiaskan hasratnya tetapi malas dengan Bella. Akhirnya Ia sadar Ia tidak mungkin menggunakan perempuan-perempuan di luaran sana, Ia takut Bella meninggalkannya lagi. Tidak ada tempat lain untuk menyalurkan hasratnya yang sudah tertunda selama berhari-hari.
Melayangkan pikiran dengan menenggak wine ternyata tidak berpengaruh, Ia malah semakin bernafsu. Ia meletakkan kedua tangannya di bahu Bella.
"Ayolah, Sayang," ujar Vincent.
Bella tidak bisa dipaksa, jika sedikit saja gadis itu merasa ditekan maka traumanya akan kambuh. Vincent tidak mau jika Bella terus-terusan dihantui bayang-bayang malam itu. Ia terus merayunya sembari memberikan sentuhan yang merangsang.
"Aku berjanji tidak akan menyakitimu," ucapnya pelan.
Gadis itu tertawa getir, seketika Vincent sadar bahwa dirinya sudah terlanjur membuat Bella jengkel.