Waktu terus berlalu, anak buah Vincent terus menghidu di mana lelaki bajingan itu berada. Jika tidak tertangkap dalam keadaan hidup, sudah menjadi mayat pun tidak masalah. Itu juga menyenangkan, apalagi jika yang membunuhnya bukan dirinya atau anak buahnya, Vincent akan merasa sangat terbebas dari dosa.
Meski begitu, siang ataupun malam, Vincent tidak berhenti untuk membayangkan bagaimana caranya membunuh mertua tiri bajingan itu dengan sangat menyakitkan. Ia harus membalas penderitaan gadisnya. Dulu, lelaki itu adalah musuh biasa, saingan bisnis biasa, Vincent juga hanya menandainya sebagai orang biasa. Namun ternyata lelaki itu tidak lain adalah musuh di balik pagar, mengintai Vincent dan menikamnya saat lengah.