Beberapa hari yang lalu ternyata Farell diantar ke studionya sedangkan Gerry dan Tommy tidur di vilanya. Vincent menggeleng teringat kegilaan mereka, Ia menelpon mereka satu persatu apakah masih penar atau tidak. Farell tidak masalah karena jadwalnya sedang renggang, tetapi Gerry bisa direbus neneknya jika datang ke kantor masih dalam keadaan mabuk. Tommy? Sama juga, karena Ia menjadi staf di perusahaan keluarga.
"Vin, ada apa?" Tommy mengangkat teleponnya.
"Bagaimana keadaanmu?" Vincent balik bertanya.
"Hah, maksudmu keadaanku memangnya kenapa? Aku tidak apa-apa," jawab anak itu.
"Baguslah. Kau tidak kena masalah di kantor setelah mabuk-mabukan?" Vincent tidak sabar karena Tommy lama sekali jika diajak bicara.
"Satpam di vilamu mencekokiku aspirin dan air kran, kurang ajar sekali," gerutu Tommy.
Sontak, Vincent tertawa terbahak-bahak. Ia lupa bahwa ini sedang di ruang kerja.