Kereta api melaju cepat menuju ke timur, tanpa berbelok ataupun berhenti sebelum tiba di tempat yang semestinya. Begitu teguh melewati perjalanan, tak ada yang menghentikannya meskipun itu hujan badai atau terik matahari. Ia mengangkut ratusan penumpang, termasuk Bella dengan segala kecamuk hatinya.
Belum ada rencana yang jelas akan ke mana Ia nantinya, akan tinggal di mana Ia, dan akan makan apa untuk sore nanti. Semuanya terlewat begitu saja dalam pikiran Bella, bagaimanapun hatinya masih terlalu nanar untuk merasakan hal lain selain rasa sakit dan kecewa. Ia menyaksikan dengan mata kepala sendiri bagaimana Vincent mengkhianatinya.