Hartawan mengunjungi rumah Dirga untuk pertama kalinya, sementara Dirga sedang menuangkan teh, dia dengan hati-hati melihat lingkungan sekitarnya.
Ruang tamunya sangat sederhana dan tidak memiliki dekorasi. Kecuali beberapa sofa, ada meja bundar kaca kecil di tengahnya. Pada dinding pinggang kiri dan kanan yang terpisah dari ruang makan di utara, terdapat lemari berbentuk rak buku. Seharusnya ada buku atau pernak pernik yang dipajang di bagian depan. Sekarang sudah kosong, dengan tirai merah tua menutupi ruang makan.
Ketika Dirga kembali dengan dua cangkir teh panas, Hartawan buru-buru menurunkan pandangannya.
"Angin apa yang membawa Pak Hartawan hari ini?" Dirga duduk di sofa, mengangkat kaki kirinya dan menyilangkan kaki kanannya, ekspresi wajahnya sangat santai.
Hartawan meletakkan cangkir tehnya, duduk tegak, dan berkata dengan ekspresi serius "Saya datang ke sini hari ini terutama untuk meminta satu hal kepada Pak Dirga!"
