Ilham merasa tidak nyaman dari ujung kepala sampai ujung kaki, dan perasaan aneh seolah terpojok dirasakan olehnya. Mata tajam Dirga terus terarah ke wajahnya, membuatnya lebih gugup daripada saat dia pertama kali mengarahkan film.
Dirga sedikit memiringkan kepalanya saat menjawab telepon, dan berkata di akhir "Oke, jadi begitu."
Setelah menutup telepon, Dirga bangkit dan menuangkan segelas air untuk Ilham. Ketika dia memberikannya kepadanya, tatapannya yang dalam berhenti selama beberapa detik.
Ilham memandang Dirga dengan hati nurani yang bersalah, jadi dia tidak berani berbicara dengan gegabah. Dia hanya menundukkan kepalanya dan meminum air untuk menyembunyikan kecemasan batinnya.
Dirga akhirnya berbicara, "Bicaralah, apa yang bisa kulakukan?"