Chereads / Tarian Pena Si Penulis Skenario Cilik / Chapter 19 - Mengubah Nasib Pemeran Utama

Chapter 19 - Mengubah Nasib Pemeran Utama

Yang paling menarik di antara novel Jehian adalah "Naga Kedelapan". Banyak serial TV yang diadaptasi dari novel Jehian, salah satunya adalah "Penembak Jitu."

Saat itu serial TV "Penembak Jitu" yang dibuat Pak Wijaya membuat dua pendatang baru bernama Melly dan Lukman populer dalam satu waktu. Melly melompat dari seorang aktris biasa yang tidak dikenal, menjadi bintang setingkat para aktor papan atas. Namun, pada awalnya, Melly yang berperan di serial TV itu sebenarnya tidak disukai semua orang.

Saat itu, Melly adalah pendatang baru di industri hiburan, dan tugasnya hanya menjadi peserta program "New Look". Dia tampak menonjol dibandingkan dengan lebih dari 1.000 kontestan lainnya. Untuk membuat acara tersebut menjadi lebih meriah, pemilihan pemenang akhirnya dilakukan dengan mengajak para penonton. Akan tetapi, Melly ternyata tidak menarik perhatian penonton.

Situasi tidak baik semacam ini, lambat laun berganti. Melly mampu berbalik dan menjadi fokus dari semua orang. Karena kegiatan syuting dan penyiaran, Pak Wijaya dan seluruh tim produksi memberi Melly lebih banyak kesempatan untuk tampil karena keinginan penonton. Melihat peran wanita di dalam naskah Dirga, hal pertama yang dipikirkan Pak Wijaya adalah Melly.

Saat bermain di "Penembak Jitu", Melly dengan pesona unik, kepolosan, ketangkasan, dan ketelitiannya, sepenuhnya bisa mengekspresikan kepintaran, kemauan keras, dan kasih sayang dari peran yang dimainkan. Dia sesuai dengan karakter yang dijelaskan oleh Jehian. Mata besar yang jernih dan gigi kelinci putih yang indah meninggalkan kesan yang mendalam pada banyak penonton.

Tokoh utama wanita dalam karya Dirga sebenarnya adalah modifikasi dari karakter utama wanita di buku Jehian. Perbedaan terbesar antara keduanya terletak pada tema cerita. Pak Wijaya sebenarnya ingin menyarankan agar Tara berperan sebagai Widodo, yaitu seorang pria culun. Itu karena Tara pernah memerankan karakter yang mirip dalam drama berjudul, "Si Culun". Apalagi dalam rencana syuting kali ini, Tara dan Melly sama-sama bintang yang sedang dipersiapkan oleh berbagai stasiun TV untuk menghiasi layar kaca.

Jika serial TV berdasarkan naskah Dirga ini bisa diperankan oleh Melly sebagai pemeran utama wanita, Pak Wijaya juga akan menjadi sutradara yang senang. Ngomong-ngomong, Pak Wijaya sudah bisa mengamati penampilan mereka dalam pembuatan film.

Namun, dibandingkan Tara, Dirga secara langsung menunjuk Lukman untuk bermain di serial TV yang akan dibuat. Citra dan temperamen Lukman dianggap sejalan dengan peran ini, dan tidak ada penjelasan tambahan dari Dirga tentang penunjukkan Lukman.

Pak Wijaya tidak pernah berbicara dengan Dirga, tetapi para eksekutif di Soe Bersaudara memanggil Pak Wijaya ke kantornya dalam dua hari. Mereka bertanya tentang perkembangan terakhir dari serial TV tersebut. Pak Wijaya tidak berani memberitahu mereka tentang syarat khusus yang diajukan oleh Dirga. Jika dia tidak dapat menangani bahkan hal kecil seperti ini, Pak Wijaya khawatir para atasan itu akan kehilangan kepercayaan padanya sejak saat itu.

Pak Wijaya memiliki kekhawatiran lain pada Farah. Wanita yang tinggal bersama Pak Yuvan sepanjang tahun ini adalah sosok yang kejam. Dia adalah tangan kanan Soe Bersaudara yang bisa melakukan apa pun. Dia juga pendamping setia Pak Yuvan selama bertahun-tahun. Dia dulunya adalah bintang di industri hiburan, salah satunya dia pernah menjadi pembawa acara di sebuah stasiun TV. Dia juga pernah menjadi penanggung jawab dari sebuah program.

Pak Wijaya tidak ingin menghancurkan pekerjaannya karena ini, tetapi dia tidak bisa membantah. Dia pun akhirnya bernegosiasi dengan Dirga. Pak Wijaya tidak dapat menahan diri untuk tidak bertanya-tanya apakah Dirga benar-benar ingin menjadikannya dan Ilham sebagai musuhnya?

____

Di sebuah restoran.

"Bahkan ayahku bisa mengatasinya. Aku benar-benar meyakinkan dirimu kali ini." Ilham mengacungkan jempol dan bersendawa sambil memegang segelas besar bir.

"Aku sangat menyinggung ayahmu, bukankah begitu?" Dirga memasukkan sendoknya ke dalam mangkuk. Dia mengeluarkan sepotong daging dan memasukkannya ke dalam mulutnya untuk dikunyah. Sepertinya permintaannya kali ini memang agak berlebihan, tapi ada sesuatu yang tidak bisa diucapkan.

Dirga tahu betul bahwa kali ini Pak Wijaya mampu membuat saran yang lebih baik, terutama karena Pak Yuvan sengaja mengambil kesempatan ini untuk membuat perbedaan dengan saingan lamanya, Jembatan Imaji. Farah, yang mengetahui kondisi saat ini dengan sangat baik, mengarahkan perhatiannya pada serial TV, bukan pada film. Di sisi lain, Dirga hanya ingin berkontribusi untuk kerja sama ini.

Faktanya, selama serial TV ditayangkan, tujuan Dirga adalah untuk menggunakan serial TV itu untuk mempromosikan novelnya kelak. Dia bersikeras agar Pak Wijaya menggunakan aktor yang direkomendasikannya sebagai peran utama. Tujuan utamanya adalah untuk mencoba mempengaruhi atau bahkan mengubah arah nasib para bintang itu.

Pada saat ini, tidak ada yang mengira bahwa Melly yang pernah memerankan Rani, seorang gadis cantik yang cerdas tetapi nakal, harus memiliki adegan bunuh diri karena masalah mental. Meskipun kematian Rani di film itu cukup ikonik, tetapi sebenarnya kehidupan yang lebih baik jelas lebih dihormati dan dihargai oleh penonton.

Melly dan Rani, karakter yang diperankan Melly, memiliki kepribadian yang sangat berbeda, tetapi mereka memiliki nasib yang hampir sama. Sangat disayangkan Melly bertemu dengan Tara di sebuah proyek drama. Ketika Melly bertemu dengan Tara, mereka sedang bermain di sebuah mini-drama yang sangat dihargai, dan Melly menjadi sukses besar. Tara adalah pria tampan dan gagah. Dia lembut dan baik hati, serta memperlakukan para gadis di lokasi syuting dengan baik. Oleh karena itu, sebagai pendatang baru, Melly sangat nyaman saat dekat dengannya.

Hubungan keduanya berawal dari sebuah mini-drama berjudul "Tiga Belas Bersaudara". Saat itu peran Melly tidak banyak. Saat ada waktu luang, dia akan membuatkan sup dan membawanya kembali ke perusahaan untuk mengundang beberapa kru untuk makan dan minum bersama. Setelah sekian lama, sup Melly mulai menjadi hidangan favorit Tara. Selama pembuatan film "Penembak Jitu", Melly secara tidak sengaja melukai matanya saat mengambil gambar untuk adegan seni bela diri. Tara membuat sup untuk menemaninya di rumah sakit setiap hari. Melly pun tersentuh oleh perlakuan Tara, tetapi dia tidak tahu bahwa kematian telah mendekatinya.

Dirga berpikir untuk mencoba menyelamatkan nyawa Melly, tetapi dia tidak pernah ingin untuk menunggu sampai Melly bunuh diri karena cinta. Dia ingin bergegas ke menemui Melly untuk mengubah nasibnya. Melly nantinya mungkin akan mati demi cintanya pada Tara. Karena cinta inilah tragedi itu tidak dapat dihindari.

Dirga tidak bisa menghentikan Melly dan Tara untuk bersatu, tapi dia bisa menghentikan keduanya untuk berakting bersama dan menjauhkan mereka. Sebelum Melly jatuh cinta terlalu dalam pada Tara, Dirga ingin membuatnya untuk melihat sisi romantis pria lain terlebih dahulu agar gadis itu bisa berubah pikiran dan nasibnya tidak akan setragis yang diperkirakan Dirga.

Awalnya, Dirga mengusulkan untuk membiarkan pihak Soe Bersaudara memilih pemeran pria utama, hanya untuk menguji sikap Pak Wijaya. Namun, ketika dia mendengar bahwa aktor favorit Pak Wijaya adalah Tara, Dirga langsung mengubah sikapnya dan memberitahu Pak Wijaya secara langsung bahwa aktor yang harus memerankan pemeran utama di serial TV itu tidak lain adalah Lukman. Apa yang diharapkan Dirga adalah bahwa tindakannya yang disengaja ini tidak akan menyebabkan Melly maupun Lukman mendapat masalah saat proses syuting nanti.