"Maksud kamu?" tanya sang ayah, meminta penjelasan.
Dewa menceritakan segalanya, dari pertemuan-pertemuan Dewa dengan Alana. Dan info yang diberikan oleh Alana, mengenai Ara, beberapa hari yang lalu.
Ayah Dewa, hanya terdiam. Ia seolah tengah memikirkan sesuatu, sesuatu yang hanya dirinya sendiri yang tahu.
Setelah menceritakan tentang Alana, Dewa memutuskan untuk pergi menuju kamarnya. Sang ayah masih belum sepenuhnya sadar, hingga Dewa memutuskan pergi, saat ayahnya tak membalas kalimat pamit Dewa.
"O iya, Nak. Maaf, ayah kepikiran kerjaan tadi." ucap Dwika Purana, saat Dewa telah beberapa langkah menjauhi ayahnya.
"Iya, Yah, gak papa. Dewa ke kamar dulu, ya?" pamit Dewa lagi.
"Iya, Nak. Mimpi indah, ya?!" ucap harap sang ayah.
"Ayah juga, ya?" balas Dewa, lalu mulai melangkah menuju tangga.
Dewa tak tahu, bahwa ayahnya tengah berperang dengan pikirannya sendiri. Raut wajahnya menyiratkan sesuatu, sesuatu yang sangat ingin ia bicarakan saat ini juga.
***