Singkat cerita, Aku berjalan di trotoar yang menghubungkan fakultas ku dan area parkir.
Di setengah perjalanan! Ku lihat wanita yang mendorong Wiliona tadi pagi, dia menghampiri dan menghadang ku di tengah jalan.
"Minggir!" Bentak ku kasar! Aku sungguh-sungguh kesal dengan jalang pengganggu ini.
Dia menghalangi ku kemana pun ku melangkah.
"Apa kau sungguh-sungguh ingin aku menggunakan kekerasan untuk membuat mu keluar dari jalan ku?" Aku memicingkan mata untuk mengancamnya.
"Bagas, aku- aku- aku minta maaf untuk yang tadi pagi! Aku tidak tau kalau dia Sekretaris mu," katanya dengan gagap.
"Tidak tau? Bahkan jika kamu buta, apakah kamu pikir kalau kamu itu pantas untuk melarang siapapun bertemu dengan ku?" tanya ku sarkas. Wanita ini, benar-benar harus diberitahu dimana tempatnya yang seharusnya.
"Itu- itu karena aku mencintai mu," katanya dengan air mata yang berurai.
Cih, apakah dia pikir kalau dia bisa melemahkanku dengan air matanya?
