Aksa merenung di atas tempat tidurnya. Dia menatap wajah Yujin yang terlelap karena kelelahan menangis dan mabuk. Tamparan keras di pipinya tidak dia bahas setelah Hana pergi. Sepertinya Yujin tahu kalau Hana sedang marah padanya.
Aksa memikirkan segalanya saat ini. Dia memang sedang dalam ujung tanduk. Pernikahannya dengan Hana mungkin hanya tinggal menunggu Hana melayangkan gugatan perceraian. Sementara Yujin, Aksa tidak tahu harus berbuat apa pada Yujin setelah kakaknya meninggal.
Dia bingung harus mengambil langkah seperti apa saat ini. Di satu sisi dia tidak bisa meninggalkan Yujin begitu saja dengan keadaan mentalnya yang seperti itu. Dia tidak bisa membiarkan dirinya mengikari janjinya pada Yujun. Tapi di satu sisi lain, dia tidak bisa mengerti dengan kehidupan pernikahannya dengan Hana. Dia belum bisa menetapkan hatinya pada Hana. Dia masih ragu dan juga tidak tahu harus seperti apa menghadapi situasi seperti ini.
