Hana masih menatap terpaku di layar komputernya. Dia hanya memandang layar itu dengan tatapan kosong. Hatinya sedang kalut. Ingin marah, tapi pada siapa dia harus lampiaskan kemarahannya itu. Ingin menangis, tapi Hana sudah lelah jika harus mengeluarkan airmatanya lebih banyak lagi untuk Aksa.
Tiba-tiba Daniel datang dan mengetuk pintu ruangannya. Dia langsung berjalan tergopoh menghampiri Hana. dia terlihat memegang ponsel.
"Aksa menelepon." Daniel menyodorkan ponsel Aksa yang tertinggal itu.
Hana menatap wajah Daniel dengan tatapan malas. Dia enggan untuk menerima panggilan telepon Aksa.
"Katakan aku sedang sibuk, jadi aku tidak bisa menerima teleponnya!" jawab Hana dengan nada yang cuek. Dia hanya bergeming.
Daniel terkejut dengan sikap Hana. Dia tidak mengira kalau Hana akan semarah itu pada Aksa sampai tidak mau menerima telepon dari Aksa.