Ahra kemudian mencubit pelan lagi lengan Hana agar tidak terlalu keras bicara dan tidak terlalu keras menertawakannya.
"Oke, maafin aku Ahra. Aku tidak mengira kalau aku dapat pertanyaan ini dari kamu."
"Aku malu dan juga takut. Tapi aku juga tidak mau mengecewakan Mas Bayu," sahut Ahra dengan wajah polos.
"Kamu cuma harus rileks saja, enggak usah takut. Nanti juga kamu ketagihan," ucap Hana memberi tahu Ahra.
"Kayaknya sih gitu, soalnya aku lihat kakak sama Pak Aksa saja sampai melakukannya di dapur –" Ahra keceplosan mengatakan itu.
"A-Apa, waktu kapan kamu lihat?" tanya Hana gelagapan.
"Waktu masih di Seoul. Aku mergoki kalian berdua di dapur –"
"Ah mana mungkin, kamu bohong Ra," ucap Hana gugup. Dia tidak tahu kalau adegan dewasanya ditonton Ahra.
"Beneran, bukan aku aja kok yang lihat," bisik Ahra. Kali ini dia yang ingin tertawa karena melihat wajah panik Hana.
"APA, jadi banyak saksi mata?" Hana shock mendengarnya. Seharusnya mungkin dia hati-hati untuk urusan itu.