Tania mendorong tubuh Martin ke belakang. Dia menolak Martin untuk menyentuh tubuhnya lagi. Dia merasa kalau sudah cukup Martin menguasai tubuhnya. Dia harus menghentikan Martin.
"Tania, kenapa kau seperti ini? Apa yang sudah membuatmu berani untuk menolakku?" tanya Martin dengan wajah brengseknya.
"Cukup Martin. Aku sudah lelah," jawab Tania.
"Apa kau tidak ingin bersamaku lagi Tania?" tanya Martin.
"Kau itu laki-laki brengsek!" seru Tania dengan tatapan yang sangat marah.
Martin hanya menatap wajah Tania dengan santainya. Dia tidak peduli seberapa kasar dan kerasnya kata Tania padanya.
"Aku memang brengsek. Tapi tidak kah kau bisa merasakan perbedaannya setelah aku dan kamu Bersatu. Aku bisa memberikan sesuatu padamu."
Tania menarik napasnya. Percuma dia berdebat dengan Martin. Karena orang itu memang sungguh luar biasa jahatnya. Tania sendiri tidak bisa terlepas dari jeratannya. Martin itu seperti jarring laba-laba, sekali terjerat, tidak bisa lepas dan akan terus terjerat.