Daniel mengantar Aksa sampai ke depan kamar hotelnya.
"Niel, untuk meeting besok. Kamu kirim draftnya dulu ke aku nanti malam ya!" pinta Aksa sebelum menutup pintu kamarnya.
"Baik Pak!"
"Ya sudah," balas Aksa hendak menutup pintunya.
"T-tunggu dulu Pak!" cegah Daniel menutup pintu kamarnya.
"Ada apa?" tanya Aksa.
"Bapak enggak kangen gitu sama aku?"
Pertanyaan aneh. Aksa sambil mengernyitkan dahinya mendengarnya.
"Kita kan udah lama tidak menghabiskan waktu bersama. Bapak terlalu lama di Seoul."
"Niel, gue masih normal ya?" tanya Aksa memandang jijik pada Daniel.
"Aku juga masih normal Pak. Maksud aku tuh, kita jalan bareng sambil curhat-curhat gitu."
"Aku cape, nanti malam aja. Kau jemput aku. Aku pengen ketemu sama Bang Gor!" ucap Aksa kemudian menutup pintu kamarnya.
Daniel menahan diri untuk tidak geregetan menghadapi sikap jutek Aksa padanya. Sambil menggantung tangannya di udara karena ingin sekali dia mengedor-ngedor pintu Aksa dan menganggunya.