Chereads / The Remarriage / Chapter 45 - Shining Shimmering Splendid

Chapter 45 - Shining Shimmering Splendid

Semua lancar saat Mr Zayed menghabiskan beberapa malam di Hotel Mahesa. Dan semua surat perjanjian ulang investasi itu juga sudah selesai. Mr Zayyed tetap ingin menyimpan dana investasinya untuk pembangunan cabang Hotel Mahesa yang lain. Nenek Sarah bahkan secara khusus datang menemui Aksa di kantornya.

"Aksa, Nenek tidak habis pikir. Bagaimana kau melakukan ini semua. Kau memang benar anak dari puteraku, Restu Mahesa. Kau sungguh bisa melakukan yang terbaik untuk hotel ini!" kata neneknya memuji.

"Kan sudah kubilang Nek, percayakan saja sama Aksa, dan tidak usah memaksa Aksa untuk menikahi Arabella."

Nenek Sarah pun terlihat sedikit menyesal dengan semua sikapnya dulu pada Aksa. Tapi nenek Sarah tidak mau begitu saja mengakui kesalahannya itu. Dia hanya menanggapinya dengan ekspresi datar dan meninggalkan Aksa tanpa sepatah kata pun. Aksa pun memakluminya. Orang seperti neneknya itu tidak akan mudah mengakui kesalahannya itu di depan orang lain. Meskipun Aksa merasa sebenarnya neneknya mengakui kesalahannya.Hanya saja dia terlalu gengsi untuk mengakui dan meminta maaf pada cucunya.

Dan saat Mr Zayyed masih menginap di Hotel Mahesa. Arabella pun sempat menemui ayahnya itu di restoran Hotel Mahesa. Bahkan Aksa pun sempat menemuinya dan menemani mereka makan malam. Arabella terlihat kikuk dan sedikit tidak nyaman harus bertemu lagi dengan Aksa.Mr Zayyed memang snegaja mempertemukan mereka lagi. Sepertinya Mr Zayyed masih tidak yakin dengan keputusan Arabella untuk membatalkan pertunangan itu. Secara selama lima tahun ini Arabella begitu gencar dan begitu berusaha keras agar Aksa cepat menikahinya. Namun tiba-tiba saja Arabella menyerah dan membatalkan semua impiannya untuk bisa menikah dengan Aksa.

"Aku sudah membuat keputusan bulat Daddy, aku akan memutuskan pertunangan ini. Jadi bisakah Aksa pergi?"tanya Arabella dengan suara sedikit tercekat. Bahkan Arabella tak sekejap pun berani menatap wajah Aksa.

"Its okey Arabella, Daddy hanya ingin makan malam dengan kalian berdua untuk yang terakhir kalinya."

Arabella menjawab hanya dengan senyuman yang agak dipaksakan. Sebenarnya Aksa juga tidak ingin dalam situasi kikuk seperti ini. Terlihat memang Arabella merasakan tidak nyaman bertemu dengan Aksa, setelah insiden itu. Tapi Aksa hanya ingin menghargai undangan dan keinginan Mr Zayyed yang ingin makan malam dengannya bersama Arabella.

"Dad, aku akan menikah dengan seorang laki-laki bernama Martin."

"Ppppffh -- hukk hukk ..." Aksa tersedak dan batuk saat dia sedang mengunyah makanan pesanannya karena terkejut dengan ucapan Arabella. Buru-buru dia mengambil segelas minuman.

Mr Zayyed yang mendengar ucapan Arabella juga tak ayal kaget mendengarnya.

"Siapa Martin?" tanya Mr Zayyed. Dia tidak mengira kalau Arabella begitu mudah mengatakan akan menikah sementara dia baru saja membatalkan pertunangannya dengan Aksa.

"Dia kekasihku."

Aksa hanya bisa melongo mendengar ucapan Arabella. Kekasihnya,apa benar Martin dan Arabella berpacaran. Kalau benar, Aksa jadi ingin melonjak kegirangan. Arabella dan Martin sungguh pasangan yang unik dan serasi. Dan mereka akan menikah. Sungguh kejutan yang luar biasa.

Makan malam Aksa dengan kedua ayah anak itu menjadi makan malam yang terakhir dalam hubungan sebagai mitra bisnis dan pertunangan.

*** *** ****

Atas segala pencapaian yang Aksa raih. Dan Aksa merasa ini tidak terlepas dari peran Daniel, Sekretarisnya itu. Untuk itu Aksa ingin memberikan sesuatu pada Daniel.

Hari itu Aksa sudah menyiapkan sebuah kejutan untuk Daniel.

"Pak, ayo kita pulang!" Daniel mengajak Aksa untuk segera pulang, karena jam kerjanya sudah habis.

"Kau kenapa, kok pucat sekali?"

"Habis muntah-muntah lagi Pak,badanku lemes banget," jawab Daniel dengan wajah yang lesu.

"Kau pasti tersiksa dengan perasaan ngidam itu?" tanya Aksa pada Daniel.

"Ya begitulah, apa Bapak pernah merasakan itu juga?" tanya Daniel.

"Tapi setiap ingat kalau bakal punya baby, perasaan lelah karena ngidam itu jadi hilang. Jadi semangat lagi," kata Aksa.

Daniel jadi terdiam ketika mendengar ucapan Aksa. Dia menjadi teringat Intan mungkin.

"Sudahlah ayo kita pulang!" kali ini Aksa yang mengajak Daniel.

Dengan badan yang sudah loyo, langkah Daniel juga tidak setegak tadi pagi yang masih fresh. Sore ini langkahnya menjadi lebih membungkuk dengan ayunan kaki yang seperti tidak ada tulang. Kehabisan energi karena lelah bekerja. Ditambah sindrom cauvade yang terus menderanya. Sampain di halaman gedung parkir. Langkah Aksa terhenti, membuaat Daniel yang berjalan di belakangnya menjadi terantuk punggung Aksa yang panjang nan kekar.

"Ada apa Pak?" tanya Daniel heran. Kemudian dia melihat Aksa sedang berdiri di sebuah mobil Range Rover Sport keluaran terbaru berwarna putih elegan.

Aksa kemudian melemparkan sebuah kunci ke arah Daniel. Dengan sigap karena refleks Daniel berhasil menangkapnya.

"A-apa nih maksudnya Pak, mobil Bapak baru ya?" tanya Daniel memandang kagum dengan mobil baru bosnya itu. Dia mengelus-elus depan mobil itu yang mengkilat dan menawan.

"Iya baru banget, ayo pulang, kau yang nyupir!" ajak Aksa.

"Wah beneran nih, aku yang bawa mobil baru yang masih mulus ini?" tanya Daniel.

"Iya ...kita kasih nama Si Mulus aja gimana?" tanya Aksa meminta pendapat.

"Boleh Pak, secara body mobil ini memang aduhai, warnanya putih, pokoknya shining shimmering splendid orang yang bawanya!" sahut Daniel kemudian menyusul Aksa yang sudah masuk mobil duluan.

"Wiissss Pak, interior mobilnya juga mantap ..." Daniel tak henti-henti memuji mobil itu. Aksa hanya tersenyum karena melihat wajah Daniel yang terlihat cerah.

"Udah ayo antar aku pulang cepat, aku mau video call-an sama Hana!" perintah Aksa.

"Siap Bos, here we go... Aduh mulus sekarang Bang Daniel duluan yang grepein kamu!"kata Daniel lalu menyalakan mesin mobil.

"Astaga kamu kira, gadis perawan kali digrepein, " sahut Aksa tertawa.

Dan kemudian dengan penuh perasaan dan kelembutan Daniel memegang setir mobil dan melajukan mobilnya menuju arah rumah Aksa. Aksa hanya tersenyum senang melihat tingkah Daniel yang lucu seperti itu. Wajah loyo tadi, sekarang berubah menjadi lebih cerah dan segar manakala dia harus mengemudi mobil baru. Baru pegang mobil dan mengemudikan punya orang lain aja segirang itu. Apalagi dia yang punya.

Setelah sampai di depan rumah Aksa. Aksa melarang Daniel untuk memasukkan mobilnya ke dalam pekarangan rumahnya.

"Niel, besok temanin aku dulu ke rumah Bang Gor, aku mau ketemu dia dulu, udah lama enggak ke sana, sekalian ngenalin kamu sama dia," kata Aksa.

"Bang Gor. Bang Gorilla abangnya Hana kan Pak?" tanya Daniel.

"Iya, eitt tapi kamu jangan ikutan manggil dia Bang Gor, dia pasti enggak suka, soalnya hanya orang tertentu saja yang bisa manggilnya seperti itu."

"Oh begitu, jadi Bang Agung aja gitu. Eiit dia kan polisi. Bapak Agung kali... Hehehe," timpal Daniel.

"Ya sudah pulang sana,!" kata Aksa,

Daniel kemudian turun dari mobil. Dan bersiap-siap pulang dengan taksi online.

"Kenapa kamu turun, kan aku suruh pulang, dan o-ya ngomong-ngomong ... Si Mulus itu buat kamu lho!" kata Aksa memberikan surprised-nya.

"A-apa Pak, sss-- sssi ... Si Mulus ini buat saya?" tanya Daniel tak percaya. Dia takut salah dengar, sampai-sampai dia mengorek lubang telinganya.

"Itu hadiah buat kamu Niel Amsyong ... itu hadiah atas kesetiaanmu selama ini sama aku, gimana kamu seneng?" tanya Aksa tertawa khasnya karena melihat Daniel seperti mau pingsan.

"Be-bener Pak, ini buat saya?" tanya Daniel masih tak percaya.

"Iya, sudah pulang sana bawa Si Mulus dengan baik, siapa tahu nanti kamu bakal ngajak Intan pakai mobil ini," kata Aksa.

"Aamiiiin."

Daniel terimakasih pada Aksa sampai memeluknya beberapa kali.

"Ini memang tidak sebanding dengan semua bantuanmu untukku, jadi ini hanya hadiah kecil untukmu!" kata Aksa.

"Pokoknya terimakasih Pak, saya akan lebih bekerja keras lagi untuk Bapak dan Hotel Mahesa."

"Ya harus ... sudahlah kau sudah membuang waktuku yang berharga, aku harus video call sama Hana. Aku udah enggak tahan ngebucin."

Daniel kemudian buru-buru pulang sambil membawa Si Mulus.

"Sekarang kamu milik Abang seorang ya!" kata Daniel mengusap-ngusap body mobil barunya.

============ vote like komen dulu friends!! ======

Jangan lupa untuk mampir dan baca Rahasia Putri Vanetta.