"Aku rasa yang cukup keterlaluan di sini bukan Hana tapi kamu Pak!" seru Daniel menunjuk wajah Aksa dengan telunjuknya.
"Kok aku?" tanya Aksa tidak terima jika Daniel menyalahkan.
"Iya Bapak, sikap Bapak itu sudah berulang kali menyakiti Hana Pak. Bagaimana jika kali ini Hana yang akan menyerah bukan Bapak?" tanya Daniel.
"Apa maksudmu?" tanya Aksa dengan wajah tidak mengerti.
"Memang Bapak siap untuk kehilangan Hana?" tanya Daniel.
"Kenapa kau bilang seperti itu, apa yang sebenarnya yang ingin kau sampaikan?" tanya Aksa dengan tatapan tajam pada Daniel.
"Karena Bapak terus membuat Hana menjadi berpikir, apa layak dia jadi suamiku. Apa semua yang sudah aku lakukan bersamanya selama ini masih kurang? Pasti saat ini Hana sedang berpikir seperti itu," sambung Daniel.
"Menurutmu dia tidak salah karena sudah berselingkuh?" tanya Aksa lagi mencari pembelaan untuk dirinya.
"Apa kau sudah mengkonfirmasi itu sungguhan selingkuh?" tanya Daniel.