Hati Aksa semakin tidak tenang saat mengetahui kabar dari Kyle kalau proses syuting sudah dimulai. Perasaan Aksa waswas, sebagai orang yang masih mencintai Hana. Dirinya memang tidak rela kalau Hana berdekatan secara fisik meskipun itu untuk hubungan profesional dan murni sebuah pekerjaan.
Maka dari itu, ketika urusan pentingnya di Hotel Mahesa sedikit longgar. Aksa meminta Daniel untuk mempersiapkan perjalanannya menuju sebuah kota tempat Hana kabarnya sedang syuting. Entah kekuatan apa yang menggerakkan kaki Aksa yang pada akhirnya sampai di sebuah lokasi yang sebelumnya Aksa bertanya dulu pada Kyle.
Sampai di lokasi, Aksa yang ditemani Daniel langsung melihat proses syuting itu dari kejauhan. Mata Aksa langsung berbinar melihat sosok wanita yang sudah dia rindukan bertahun-tahun itu dari kejauhan. Dia berdiri di depan mobil peralatan syuting sambil melipat kedua tangannya di dada sambil bergetar melihat Hana yang sedang melakukan take pengambilan gambar.
"Pak, apa kita harus berdiri terus di sini" tanya Daniel yang mulai sedikit kepanasan mengikuti Aksa yang berdiri mematung. Sementara dirinya sedikit kelelahan dengan perjalanannya untuk sampai di lokasi. Dirinya masih belum bisa menghilangkan sakit kepalanya karena jetlag.
"Kalau kau ingin mencari tempat yang lebih baik untuk mengawasi, carilah sendiri!" suruh Aksa sambil terus memperhatikan Hana.
Daniel kemudian langsung mencari tempat yang lebih teduh untuk membuat dirinya merasa lebih baik, cuaca yang panas dan kondisi jetlag dirinya membuat dirinya tidak mau menghiraukan Bosnya yang sedang mengawasi gerak-gerik Hana. Daniel kemudian melihat sebuah tenda payung dengan beberapa kursi di bawahnya. Itu adalah tempat lumayan teduh yang bisa melindungi dari terik dan cuaca yang panas. Di sana dia sedang melhat seorang wanita berkaca mata hitam duduk manis sambil memperhatikan tablet di tangnanya.
"Excuse me, may i have a seat here?" tanya Daniel sopan.
Wanita itu tidak menoleh sedikit pun. Hanya tangannya yang memberi kode tanpa suara mempersilahkan Daniel yang sedang kepanasan itu untuk duduk di salah satu kursi yang kosong. Daniel sempat memperhatikan wanita itu. Seorang wanita Asia berusia kurang lebih sama dengan dirinya. Dan dia memperhatikan wanita itu sedang melihat penuh konsentrasi dengan sebuah gagdet di tangannya.
Daniel pun tak berniat untuk mengajaknya berbincang karena wanita itu sepertinya tidak menganggap keberaadaan dirinya di sekitarnya. Dilihat sepintas Daniel cukup jeli juga melihat kalau wanita itu cantik. Dia memakai celana hitam dengan kemeja blus berwarna putih yang terlihat cocok dipakainya. Rambut bergelombang tergerai sepanjang bahu. Meskipun wanita itu memakai kacamata hitam, Daniel masih bisa melihat wajahnya yang putih cantik dengan bibir berwarna cherry. Daniel kemudian berdehem untuk menyadarkan dirinya yang sedikit kurang pekerjaan memperhatikan wanita yang malah sepertinya terkesan tidak peduli pada kehadirannya.
Kembali ke Aksa yang masih diam berakar di tempat tadi. Kali ini Aksa semakin panas ketika Kyle, Hana dan Zack sedang berbincang bertiga. Rasanya Aksa ingin berlari dan menarik Hana dan membawanya pergi dari sini. Tapi Aksa harus bisa mengendalikan dirinya. Hana mungkin akan terkejut dengan kehadirannya di sini di depannya setelah bertahun-tahun mereka tidak bertemu. Maka untuk itu Aksa hanya akan mengawasinya dari jauh sambil memendam perasaan waswas dan cemburunya.
Kemudian Aksa melihat Kyle nampak meninggalkan Hana dan Zack berduaan di tempat itu. Aksa kemudian mondar-mandir sambil berusaha menahan rasa kesal dan cemburunya. Dan dia melihat Zack yang sedang berbicara dengan Hana. Dan darahnya langsung mendidih karena baik Zack dan Hana seperti sedang berbicara tapi gestur tubuh mereka yang terlalu dekat malah membuat Aksa tak sadar mendekati tempat Kyle yang sedang berdiskusi dengan para kru.
Kedatangan Aksa ke sana tentu saja membuat mereka semua kaget. Mereka sebagian kenal dengan siapa sosok Aksa. Kyle yang memang sudah tahu kalau Aksa akan datang langsung menghampiri Aksa dan menyambutnya dengan sebuah pelukan hangat. Kedatangan Aksa ke lokasi syuting menjadi sebuah hal yang mungkin sedikit membingungkan bagi kru film.
Tapi karena mereka tahu hubungan apa yang terjalin di antara Aksa dan Kyle, mereka menganggap itu hal biasa. Sebagai sesama sutradara dan pernah menjalin hubungan mereka tidak begitu tahu maksud tujuan Aksa datang ke lokasi. Selain Kyle, tidak ada yang tahu kalau Aksa sebenarnya ingin mengawasi Hana.
"Aku tidak tahu kalau kau mau benar-benar datang," kata Kyle melihat Aksa yang malah asyik memperhatikan Hana dan Zack.
"Kau ingin menemuinya?" tanya Kyle.Dia juga merasa cemas kalau Aksa ingin menemuinya di saat seperti ini. Dia memang pernah menggoda Aksa untuk menemui Hana. Tapi bukan pada saat yang seperti ini.
Aksa menggelengkan kepalanya. Dia masih ragu. Karena ini sudah beberapa tahun, dan rasanya memang aneh kalau dirinya muncul dengan tiba-tiba di hadapannya. Meskipun dia sangat ingin menemuinya langsung. Tapi dia tahu, kalau dia nekat. Semua orang di sini akan merasa aneh atau bahkan mungkin bisa akan membuat rumor yang tidak bagus untuk Hana.
"Kau ingin minum sesuatu yang segar?" tanya Kyle sebagai tuan rumah merasa harus menawarkan sesuatu untuk tamunya itu.
Aksa tidak menjawab, karena dia sedang dalam keadaan mode cemburu. Melihat Zack sekarang sedang mengusap bibir Hana dengan jarinya. Dan Zack mendekati wajah Hana dan bersiap untuk menciumnya. Aksa menjadi panik persis seperti induk ayam yang mencari anaknya yang hilang.
Bolak balik dengan cemas sampai dia tidak sengaja tersandung kabel dan membuat beberapa perlengkapan syuting terjatuh. Aksa pun kaget dan berusaha memperbaiki posisi dan letak perlengkapan syuting sambil terus memperhatikan ke arah Hana dan Zack. Keduanya itu sempat melirik ke arahnya. Bahkan Hana pun sempat melihat ke arahnya, membuat jantung Aksa semakin berdetak kencang. Namun pada akhirnya perhatian Hana menjadi teralihkan lagi saat Zack kemudian mulai mencium bibir Hana. Aksa sudah tidak bisa lagi mengendalikan perasaan cemburunya. Dia kemudian berjalan tanpa pikir panjang ke arah mereka berdua.
"Aksa, where are you going?" teriak Kyle memanggil Aksa untuk menghentikannya. Dia tidak mau kalau Aksa sampai membuat keributan di lokasi akibat perasaan cemburunya itu.
Aksa tidak peduli teriakan Kyle, yang dia inginka adalah Zack agar segera berhenti menikmati bibir Hana yang bahkan sampai saat ini begitu Aksa rindukan. Setelah mendekat, Aksa kemudian buru-buru menarik tubuh Hana ke arah tubuhnya. untuk melepaskan ciuman Zack dengan Hana.
Mereka berdua nampak terkejut karena aktivitas mereka dihentikan oleh seseorang. Hana nampak shock melihat Aksa yang sekarang berada di depannya. Matanya berbinar menatap wajah Aksa. Zack yang mengenal Aksa langsung terheran-heran melihat Aksa di depannya. Kyle yang merasa akan terjadi sesuatu di antara mereka berdua buru-buru menghampirinya untuk membuat keadaan tidak menjadi ribut.
"Aksa, sebuah kejutan kamu bisa berada di sini?" tanya Zack yang mengenal Aksa.
"Guys, Aksa ke sini untuk sekedar melihat proses syuting, aku yang mengundangnya untuk sedikit sharing dan meminta bantuannya," Kyle mencoba membuat kedatangan Aksa tidak membuat curiga semuanya.
Hana hanya terdiam terpaku, dia terlihat malu dan sedikit tidak nyaman dengan kehadiran Aksa di depannya. Perasaaan shocknya masih ada, dan dia menjadi tidak bisa berkata apa-apa karena Aksa malah menyaksikan dirinya dengan Zack. Dan tambag terkejut karena Kyle yang mengundangnya langsung.
"Maaf tadi aku mengacaukan kalian berdua. Aku hanya sedikit tidak suka karena kalian berdua terlalu kaku dan sebagai mantan sutradara aku gatal dan refleks saja menghentikannya. Sorry!" kata Aksa mencoba mengalibikan kelakuannya.
"Its okay, kami sedang latihan, dan seperti yang kau lihat, kami belum bisa mendapatkan chemistry. Ini pertama kalinya buat dia, jadi mungkin dia sedikit gugup," kata Zack yang menyalahkan Hana. Karena sebagai aktor yang sudah lama, dia tidak mau dicap amatiran oleh Aksa.
Aksa kemudian mengalihkan pandangannya ke Hana, kemudian Aksa melepas kaca mata hitamnya dan menatap wajah Hana dengan sorot mata yang tajam. Melihat itu Hana merasa ketakutan dan panik. Sudah lama sekali dia tidak melihat Aksa langsung.
Takut terbongkar identitas Hana dan Aksa yang pernah menikah, tentu saja Kyle tidak ingin nanti banyak rumor. Kyle kemudian menarik tangan Aksa agar Aksa berpindah posisi ke sampingnya.
Hana yang melihat itu sedikit panas juga. Dia melihat mantan pasangan itu saling berdiri berdampingan dengan bergandengan tangan. Hati Hana goyah, dia bisa melihat langsung bagaimana masa lalu mereka saat mereka berpacaran. Bergandengan tangan dan berciuman.
Membayangkan Kyle dan Aksa pernah berciuman malah membuat darah Hana malah menjadi mendidih. Hana merasa panas dan cemburu hanya membayangkannya saja.
"Just rilex, anggap saja kita memang sepasang kekasih. Kau tahu dia. Dia juga seorang sutradara, pasti dia juga merasa tidak puas dengan kita tadi. Kita harus lebih maksimal lagi," kata Zack berbisik ke Hana. Zack tidak tahu kalau Hana sungguh sangat mengenal sosok Aksa.
Aksa sebenarnya ingin mementung Zack yang terlalu dekat seperti itu. Apa harus dia katakan kalau Hana itu adalah istrinya. Kyle mencoba mengenggam tangan Aksa erat-erat agar Aksa bisa mengendalikan perasaannya. Dia tidak mau Aksa mengacaukan proses syutingnya hari itu.
"Mungkin Hana harus melihat contohnya terlebih dahulu, aku minta kalian berdua mengarahkannya!"pinta Zack pada Aksa dan Kyle. Zack mungkin tidak tahu atau pura-pura lupa kalau Kyle dan Aksa sudah putus malah meminta mereka untuk memberikan contoh.
Mendengar itu Aksa dan Kyle saling berpandangan. Hana mendengarnya seperti kaget. Apa dia harus melihat kedua makhluk itu berciuman di depannya.
"Tidak usah, aku bisa kok, untuk urusan itu aku mahir. Hanya saja aku belum melakukannya di depan orang banyak," sahut Hana cepat.
"Ya sudah kalian lanjutkan saja, kita mulai setengah jam lagi!" kata Kyle kemudian menarik tangan Aksa supaya segera menjauh dari mereka. Agar semua tidak bertambah kacau.
Melihat Kyle yang menarik tangan Aksa membuat hati Hana bersedih. Kenapa mereka berdua harus menunjukkan kedekatannya di depannya.
Zack kemudian menyadarkan Hana untuk segera melanjutkan latihannya. Hana pun tersadar.
"Hana ini bukan saatnya kamu menangisi dan menyesali Aksa. Kamu pasti bisa!" batin Hana. Dan seperti mendapatkan kekuatan baru Hana kemudian melanjutkan kembali.
"Maaf kalau aku sedikit gugup, kita bisa mulai. Dan jangan sampai ada kesalahan."
"Good. Aku merasa kau nanti bakal menjadi seorang aktris yang sukses," puji Zack melihat kesungguhan dan semangatnya.
Hana kemudian melihat dari kejauhan, nampak Aksa dan Kyle sedang berbicara serius sambil berjalan entah mau kemana mereka berdua. Dan sebenarnya Kyle hanya mencoba menjauhkan Aksa dari lokasi syuting.
*****
"Kenapa kau melakukan tindakan konyol tadi, kau tahu itu nanti bisa membuat dia menjadi semakin tidak nyaman. Ingat Aksa, Hana sedang merintis karirnya. Kamu jangan membuat kacau!" protes Kyle yang memarahi Aksa yang tadi sempat membuat orang jadi heran.
"Kau bisa membuat mereka curiga kalau kalian pernah mempunyai hubungan. Aku tidak mau kamu menganggu keprofesionalannya dengan sikapmu yang tadi!" sambung Kyle.
"Oke, maafkan aku. Aku hanya sedikit cemburu."
"Aku mengundangmu ke mari bukan untuk membuat kekacauan. Karena kesibukan kita, aku sampai minta bertemu di lokasi syuting. Dan aku tidak tahu kalau kau sampai berbuat bodoh seperti tadi."
"Maaf, aku memang bodoh."
Kyle kemudian menatap wajah Aksa yang terlihat sedih itu.
"Kau tidak pernah berubah kalau sedang cemburu dengan seorang gadis. Jelas kau masih mencintainya. Kenapa kau malah bertunangan dengan wanita lain?" tanya Kyle.
"Aku terpaksa. Dan sampai saat ini aku memang belum bisa melupakannya. Dan sepertinya dia malah sudah melupakanku."
"Tentu saja. Semua orang harus bisa move on dari sesuatu yang menyakitkan. Bagiku yang disakiti adalah dia.Sudah seharusnya dia melupakanmu."
Perkataan Kyle barusan yang dirasakan Aksa adalah bagaikan disiram dengan seember air es. Membuatnya beku dan terdiam.
"Sikap posesifmu itu sudah tidak layak, karena kau bukan siapa-siapanya lagi. Bukankah aku berkata benar?"
Aksa kemudian menarik napas panjang. Perkataan Kyle ada benarnya.
"Kalau kau masih mencintainya, kenapa kau tidak kembali padanya?"
Aksa tidak bisa menjawab. Kalaupun bisa,bagaimana bisa dia kembali dengan Hana. Dia belum bisa melepaskan cengkraman Arabella dan neneknya. Sampai saat ini pun dia merasa beruntung, karena masih bisa berusaha mangkir untuk menikahi Arabella yang masih memegang status sebagai tunangannya.
"Aku senang bisa bertemu denganmu lagi di sini. Aku merindukanmu sebagai seorang teman. Dan ayolah bantu aku buat film ini sukses dan buat Hana menjadi aktris besar. Aku perlu bantuan sentuhan magicmu untuk film ini!" kata Kyle sambil tersenyum menyampakan keinginannya.
"Bagaimana aku bisa membantumu?" tanya Aksa.
"Aku perlu pendapatmu tentang beberapa pengambilan gambar, kau bisa membantuku?"
"Oke, setuju."
"Tapi, aku minta selama syuting jangan kau menunjukkan wajahmu di depan Hana!"
"Oke."
"Ini hanya antara kita berdua. Dan seperti yang kamu pernah katakan, kalau kau rindu membuat film. Aku hanya membuat kau bisa merasakan kembali bagaimana membuat film."
Aksa pun mengangguk.
"Berapa lama kau akan di kota ini?"
"Aku hanya punya waktu lima hari."
"Tidak jadi masalah selama lima hari itu, kau bisa membantuku. Tapi awas, kau jangan membuat keributan seperti itu lagi!"
Entah kenapa Aksa menyanggupinya. Yang jelas dia ingin kembali merasakan membuat film lagi, dan ingin melihat Hana. Dua-duanya ingin dia lakukan.
"Aku sudah pernah membicarakan ini dengan Edward, dia tidak masalah kalau kau juga terlibat film ini.Hanya saja mungkin namamu tidak akan tertulis sebagai kru," kata Kyle.
"Tidak jadi masalah."
Kyle pun senang mendengarnya.
"Oh ya, kau ke sini sendiri?"
"Aku bersama ... Ah kemana laki-laki itu malah menghilang." Aksa celingukan mencari-cari Daniel.
"Siapa dia?"
"Sekretarisku."
Kyle manggut-manggut sambil melihat-lihat membantu menyisir semua lokasi syuting dengan matanya. Sementara itu yang di cari malah asyik tertidur di kursi di bawah tenda payung.
Bersambung ...
===(Dibuang sayang dari Studio Imajinasi Author)===
"Sekretaris enggak ada akhlak!"
Daniel terbangun kaget dan melihat sekitar. Dia melihat gadis cantik dan berwajah dingin tanpa memedulikan Daniel sedang melihat keributan di lokasi syuting. Wajahnya sangat datar.
Daniel bergumam, 'Apa aku sedang di kayangan, kenapa aku menemukan bidadari di sini?'