Pertemuan tidak terduga dengan Hana membuat Kyle menjadi penasaran dengan hubungan Hana dan Aksa. Oleh karena itu, Kyle secara sengaja menghubungi Aksa setelah sekian lama tidak berkomunikasi.
Aksa yang baru saja mengetahui kalau Hana berada di Los Angeles dan sekolah akting di sana, merasa kalau dia harus pergi ke sana dan bertemu dengan Hana. Tapi sebelumnya dia pun aktif mencari info-info Hana di dunia maya. Dan dia lebih terkejut rupanya Hana sudah terjun di beberapa film pendek dan pemeran pendukung di sebuah film lokal di sana. Aksa kemudian mendownload seluruh film Hana untuk dia tonton. Ada satu hal yang sangat dia khawatirkan dan dia juga penasaran. Yaitu mengenai adegan skinship Hana dengan lawan mainnya di film-film itu.
Dia sungguh tidak rela kalau ada satu pria yang menyentuh Hana. Maka dari itu Aksa menghabiskan waktu seharian menonton habis film-film yang dibintangi Hana. Dan rupanya itu aman semua. Hana tidak memerankan sebuah peran romantis yang mengharuskannya beradegan mesra atau beradegan panas dengan lawan mainnya. Aksa cukup senang dan tenang, dia sungguh tidak rela kalau Hana harus berciuman ataupun adegan ranjang dengan lawan mainnya. Dia berpendapat kalau Hana hanya miliknya seorang. Jangan ada orang lain yang bisa menyentuhnya selain dirinya.
Meskipun Aksa cukup bangga dengan kemampuan akting Hana, tetap saja dia merasa tidak tentram aman sentosa kalau Hana harus berkarir di dunia akting. Pasti suatu saat Hana kalau bermain di judul lain, yang Aksa takutkan adalah Hana harus melakukan hal-hal yang tidak dia inginkan. Dan Aksa menginginkan kalaupun Hana harus berakting, dia jangan sampai melakukan adegan terlarang itu.
Saat Aksa hendak melayangkan tubuhnya di atas ranjang untuk tidur, sebuah dering telepon menghentikan niatnya.
"Siapa orang yang tega jam sekarang menelepon di jam satu malam seperti ini?" batin Aksa. Dia pun meraih ponselnya untuk memeriksa. Betapa terkejutnya ketika melihat nama siapa yang tertera di ponselnya. Ini adalah panggilan internasional, pantas saja. Kyle yang meneleponnya dari belahan dunia yang lain. Tentu saja kondisi waktu yang berbeda membuat Aksa tidak jadi marah.
"Halo."
"Hai, apa kabarmu?" tanya Kyle terdengar ringan.
"Baik, ada apa kamu meneleponku, kau tidak tahu kalau di sini adalah jam tidur?" sinis Aksa sedikit.
"Maaf, aku lupa."
"Ada apa, pasti ada yang penting sampai kau meneleponku setelah beberapa tahun?"
"Hemmm, aku cuma mau memberi tahu kalau proyek film The Most Wanted Girl yang pernah mau kau garap itu ...."
"Kenapa, apa kau yang akan mensutradarainya?" sahut Aksa memotong. Dia jadi malas sebenarnya membahas itu. Film itu memang harusnya sudah ia garap beberapa tahun yang lalu. Tapi keburu ada masalah lain yang menimpanya.
"Ya itu benar."
"Hum. Ya selamat, semoga sukses dan film itu booming," kata Aksa tulus.
"Ya terima kasih, tapi ada sedikit kejutan yang ingin aku sampaikan padamu."
"Kejutan?" Aksa pun sedikit penasaran dengan kejutan itu.
"Kami baru saja meng-casting para pemeran di film itu, dan kami baru saja mendapat pemeran utamanya."
"Ya, terus ...."
"Aku minta pendapatmu tentang aktris bernama Kaniana."
"Kaniana, siapa dia, apa dia pendatang baru?" tanya Aksa yang tidak ngeh kalau itu adalah nama Hana.
"Aksa, She is you ex-wife, right?"
"Apa. Mantan istri, m-m-maksudmu Hana?"
"Ya."
"Astaga, bagaimana bisa dia ...?" Aksa kehilangan kata-kata untuk menjawab Kyle.
"Bagaimana menurutmu?"
"Kyle, please jangan lakukan itu. Aku tahu secara keseluruhan naskah film itu. Tidak, jangan lakukan!" Aksa panik mendengar kalau Hana akan memerankan tokoh Vivian, karena di sana ada adegan di mana Vivian harus beradegan panas.
"Kenapa, kamu tidak rela, apa kau masih mencintainya?" tanya Kyle penasaran. Sebenarnya dia ingin mengerjai Aksa. Naskah itu sudah dirombak total oleh penulisnya, dan tidak ada adegan panas, yang ada hanya adegan ciuman romantis saja.
Aksa tidak berani menjawab isi hati yang sesungguhnya di depan wanita yang pernah menjadi kekasihnya itu. Aksa pikir itu tidaklah sopan.
"Ternyata kau masih mencintainya." Kyle tersenyum puas.
"Please, bisakah kau ganti saja jangan dia!" Aksa memohon.
"Tidak bisa, itu sudah keputusan semua kru."
"Apa aku saja yang memerankan Zao Chen," ucap Aksa ngaco.
"Hahahaaa. Kau masih mencintainya tapi kenapa malah membuatnya pergi darimu?" tanya Kyle.
"Itu, sudahlah tidak bisa aku ceritakan. Hubunganku memang rumit."
"Datanglah ke sini, kau bisa melihat proses syutingnya, aku sudah lama tidak bertemu denganmu. Apa kau tidak mau menemuinya?" tanya Kyle.
"Sebenarnya, aku ingin sekali. Tapi mungkin dia tidak mau bertemu denganku!"
"Kau dari dulu memang terlalu rumit, sampai kapan kamu terus pengecut. Dan kenapa kau malah bertunangan dengan wanita itu?" tanya Kyle membahas Arabella. Pasti dia juga mengikuti berita pertunangannya itu.
"Susah dijelaskan, dan aku masih sibuk dengan pekerjaanku di sini. Dan tidak bisa ke sana."
"Sayang sekali, padahal aku ingin mempertemukan kalian. Dan aku juga ingin mengenalkan seseorang padamu."
"Siapa?"
"Calon suamiku."
"Apa dia masih orang yang sama atau orang lain?" tanya Aksa. Meskipun hubungan asmara mereka sudah selesai. Baik Kyle dan Aksa sekarang sudah melupakan kisah itu. Malah Kyle yang pertama duluan move on, sementara Aksa membutuhkan waktu lama untuk melupakan Kyle.
"Bukan, dia seorang pengusaha IT," jawab Kyle.
"Syukurlah, aku pikir kau masih berhubungan dengan orang itu."
"Ah itu masa lalu, pokoknya aku merindukanmu, aku ingin bertemu dan bicara banyak hal padamu."
"Baik, kalau aku sudah banyak waktu kosong, aku akan ke LA. Tapi please, urusan tadi pertimbangkanlah, jangan jadikan Hana sebagai pemeran Vivian!"
Kyle hanya tertawa mendengarnya.
"Apa kau merasa puas dengan menyiksaku dengan sengaja memberi tahu ini?" tanya Aksa sedikit dengan nada kesal.
"Ya aku puas. Tapi, sebenanrnya naskah yang kau baca dulu dengan naskah film yang sekarang itu banyak revisi. Dan scene itu sudah tidak ada Aksa. Jadi Hana akan save. Ya, kalau cuma sekedar kissing boleh ya?"
Aksa terkejut mendengarnya. Tapi adegan kissing juga Aksa tidak rela. Bagaimana ini?
"Ta-tapi ...."
"Kamu tidak berniat untuk menghalangi karirnya,kan?" tanya Kyle.
"Tapi ...."
"Kamu harus profesional, dan dia juga pasti marah kalau kamu ikut campur. Status kalian sudah bukan suami istri lagi."
"Tapi aku dan dia belum resmi bercerai." Aksa tidak bisa menjelaskannya pada Kyle. Karena dia tidak mungkin mengerti. Hubungannya dengan Hana memang rumit. Menikah siri dan bercerai pun tidak jelas wujudnya bagaimana. Yang jelas Aksa belum menjatuhkan talak dan itu artinya secara agamanya Hana masih istrinya.
"Selamat istirahat, dan maaf sudah menganggumu malam-malam."
Kyle kemudian menutup panggilannya. Aksa yang tadinya sudah mengantuk, setelah Kyle meneleponnya menjadi tidak bisa tidur. Karena dia resah membayangkan Hana yang berciuman dengan laki-laki lain. Bahkan dirinya membayangkan Hana berhubungan intim dengan orang lain.
"Tidaaakkk."
Dan Kyle sudah sukses membuat Aksa tidak bisa tidur malam itu. Dia terus resah dan gelisah memikirkan Hana wanita yang dia cintai.
Bersambung ...