"Jadi menurutmu, apa yang harus aku perbuat?" tanya Aksa.
"Cobalah kau dekati dan bicara dengannya!"
"Daniel, aku ingin melakukannya. Tapi setiap aku melihatnya. Aku merasa asing. Dan aku tidak bisa!"
"Apakah kau tidak pernah melihat wajahnya sama sekali? Apa kau tidak merasakan debaran lagi. Tidak mungkin di hatimu itu tidak ada rasa yang tersimpan untuk Hana. Karena asal kau tahu saja. Sebelum kamu amnesia. Kalian itu lengket seperti perangko dan tidak bisa dipisahkan."
Aksa menarik napas dalam-dalam. Dia terlihat penuh beban dan merasa tertekan dengan ucapan Daniel.
"Aku tahu untuk orang yang hilang ingatan akan terasa asing dan tidak nyaman berdekatan dengan orang yang tidak diingat. Tapi, gunakan hati nuranimu dan hasratmu. Apa kau tidak melihat Hana itu adalah wanita yang sempurna. Apa kau tidak tertarik. Istrimu cantik!" ucap Daniel mencoba memprovokasi Aksa.
"Tap tetap saja, aku melihatnya orang asing dan aku tidak mengenalnya. Aku tidak bisa melakukannya!"