Mereka bertiga akhirnya hanya bisa duduk di kursi yang khusus untuk menunggui pasien. Bang Agung dan Daniel yang baru datang dari Jakarta langsung tiduran karena kelelahan. Dan Aksa, dia kemudian duduk di samping tempat Hana berbaring. Menatapnya dengan wajah iba. Ingin rasanya Aksa menggenggam tangan Hana, namun dia takut kalau dia akan terbangun. Jadi yang dia lakukan hanyalah menatap wajah yang masih tertutup oleh perban operasi.
Beberapa saat pikiran Aksa pun kembali mengembara. Dia menjadi menebak-nebak, apakah kondisi Hana akan baik-baik saja? Mendengar apa yang dialami Intan. Ada sedikit kekhwatiran di hatinya. Aksa mencoba membuang jauh-jauh pikiran buruknya mengenai kondisi Hana.
Aksa kembali mengusap air matanya yang tak sadar terjatuh. Ketika itulah dia melihat tubuh Hana bergerak. Tangan Hana menggapai wajah Aksa.