Daniel menghentikan sentuhannya pada Intan. Kedua mata mereka saling bertemu. Saling menyelami perasaan masing-masing mereka hanya melalui tatapan. Intan kemudian memeluk Daniel, meletakkan kepala dan wajahnya di dada Daniel.
"Apa yang akan kau rencanakan setelah tahu apa yang aku punya?" tanya Intan.
"Jadi kau trauma melihat sebuah pernikahan?" tanya Daniel sambil membelai rambut Intan. Sementara pikiran dan jiwa Daniel seolah bertebaran ke mana-mana seperti debu yang tertiup angin.
Intan tidak menjawabnya dengan suara, dia hanya menganggukkan kepalanya. Kepalanya dia sandarkan di dada Daniel yang bidang dan kekar itu.
"Kalau begitu, kita tidak usah membuat pesta pernikahan," ucap Daniel.
Intan kemudian menengadahkan kepalanya memandang wajah Daniel. Mencari tahu apa maksud dari ucapan Daniel itu.
"Tidak usah ada pesta, bagaimana kalau kita menikah biasa saja."