Chereads / My Schedule / Chapter 6 - Petaka

Chapter 6 - Petaka

Razan menghembus nafas gusar, ia khawatir dengan kejiwaan adiknya sendiri. Dirinya sekarang ragu apakah benar Ilham adik kandungnya? Ya Tuhan kenapa dia berbeda.

" Bah, aku tadi malam mimpi kalo aku menjadi jinchuriki kyubi selanjutnya, karena aku keturunan clan Uzumaki, belum cukup kuat mengendalikan cakhranya," ucap Ilham menggebu-gebu, raut wajahnya bak orang sedang terlilit utang . Ia memang manusia halusinatif terbaik sejagat. Abah Iskandar hanya manggut-manggut mendengar cerita ngalur ngidul anaknya, ingin membantah takut dosa. Razan yang masih berdiri dipojokan, hanya mampu beristigfar 33 kali.

Karena tidak tahan melihat pikiran Abahnya disusupi dengan hal-hal antara ada dan tiada, akhirnya Razan menghampiri ayah dan anak itu. "Ham...Ham, bego kok dipelihara, itu cuman anime! fiksi belaka, usah dibawa serius toh, sampe kebawa mimpi segala, huuuu bangunlah dari mimpi anda wahai anak muda!? " ketus Razan sembari menggeleng-gelengkan kepala, masih ada orang yang bentukannya seperti Ilham didunia nan hingar bingar ini. Ia beralih menatap Abahnya yang sontak kaget melihat Razan sudah nongol saja ditengah-tengah mereka . "Lah Abah juga, mau dengerin cerita si bego, apa gak sayang sama otak Abah?!" tambahnya, tatapan mata Razan menyorot Ilham yang tampak mengigit bawah bibirnya menahan kesal.

"lah kamu udah pulang? sejak kapan? Kenapa dak ngucap salam," sahut Abah Iskandar dengan kening yang mengernyit . "Udah Bah, ga ada yang nyahut Abah asyik ngobrol noh sama Ilham" jawab Razan sambil mengalihkan matanya ke Ilham.

Ilham mendongak menatap Razan tak terima, ia perlu menjelaskan bahwa ia memang menerima estafet kepemimpinan dari Hokage ke 7 lewat jalur mimpi. " Emang napa si gak boleh? ini beneran kak aku mimpi bahkan aku masih merasakan cakhra yang sangat kuat dari..." Belum sempat Ilham menyelesaikan perkataannya, Razan memotong lebih dulu karena emang tidak penting untuk didengar lebih lanjut.

" Ahhh halu lo udah gak ketolong yah Ham, banyakin baca ayat kursi dah" potong Razan, Ilham menarik nafas dalam-dalam. " Apaan ayat kursi? Emang gue kesurupan, kalo gak percaya yaudah, sono!!" usir Ilham sambil mengernyit kesal.

Iskandar yang melihat anaknya bertengkar lagi, meringis geli sembari menelan ludah "Heee, udah... mimpi kok diributin! Rajan istirahat gih, mandi, habis itu makan malam."

"Razan capek Bah, habis mandi langsung tidur aja yah, tadi udah makan diluar bareng Mas Teguh" gumamnya, ia kemudian kembali memperhatikan Ilham. Ilham memang sangat menyukai sosok Naruto, tapi kan gak harus semenyedihkan ini oh Tuhan. Apakah perlu ia membawa Ilham ke psikolog?

" Apa ? Natap gue segitunya? Mau bawa gue ke psikolog?!! ucap Ilham tiba-tiba, ia langsung bisa menebak apa yang sedang Razan pikirkan tentangnya . Ternyata benar bahwa ia jincuriki kyubi selanjutnya.

Razan sedikit tersentak " Huuuu... Sok tau lu Kuncoro" alibinya. Razan memutuskan untuk kembali kekamarnya, gak bakalan ada habisnya jika berurusan dengan manusia sekelas Ilham.

***

Kita tak pernah tahu, mungkin ada disekitar kita ada orang yang resah dengan dirinya saat ini. Menganggap bahwa dirinya tak berguna. Rasanya ingin menghilang saja dari peredaran. Tapi lagi lagi kamu dipaksa untuk terlihat baik-baik saja. Ada yang bilang bahwa menangis adalah cara membersihkan hati, dari segala persangkaan yang dikarang oleh diri sendiri. Menangis, kecewa, sedih adalah cara untuk menjadi manusiawi. Seperti sekarang, Razan dibuat termenung meratapi nasib diri. Apakah ia harus menangis pagi ini? marah? atau mungkin bersikap bodo amat.

Razan menutup skedulnya, dirinya terlihat gusar. Wajah yang kusut, mata yang merah padam dan hati yang remuk. Rasanya ingin menghilang saja dari peredaran. Ia mengutuki kecerobohanya untuk sekian kali. Bisa-bisanya dia tidur dengan nyenyak ditengah badai ujian, antara mempertaruhkan hidup dan mati. Hari ini ada tugas dari Buk Djoko sebagai pengganti Ujian Akhir Semester, deadline nya pagi ini demi kaus kaki bolong Ilham bahkan satu huruf saja belum ia kerjakan.

Kalau kalian berpikir bahwa Buk Djoko adalah istri dari Pak Djoko, kalian salah besarr!! Mari kita perjelas sejenak. Usut punya usut Buk Djoko lahir ditengah insiden kesalahpahaman antara keluarga Buk Djoko dengan dokter yang menangani persalinan di malam yang berbahagia itu . Ibu Ibuknya Buk Djoko, eh maksudnya Ibu dari Ibunya Buk Djoko, Ribet dah, kek beban hidup lo!! canda beban. Sederhananya mamanya Buk Djoko deh, nah ia menginginkan anak laki-laki. Ketika dokter memberi kabar bahwa jenis kelamin anaknya laki-laki, mamanya Buk Djoko antusias saja memberi nama Djoko. Eh setelah di klarifikasi kembali, dikarenakan si Dokter lupa memakai kecamata. Bahwa yang lahir sesungguhnya adalah anak berjenis kelamin perempuan, mamanya Buk Djoko langsung kejang-kejang.

"Oh Tidaaaaakk!!" teriak mamanya Buk Djoko, ia tidak terima dan tetap pada putusannya akan ngasih nama anaknya Djoko. Ya meski sedikit menyalahi fitrah. Sesuai namanya yang terlihat perkasa, sikap dan watak dari Buk Djoko pun sangat perkasa. Para mahasiswa sangat tunduk dan patuh terhadapnya, ia tipekal dosen yang sulit sekali untuk tersenyum. Keringat dinginpun acapkali bercucuran, ketika sayup-sayup langkahnya terdengar memasuki kelas. Apa yang menimpa Razan sekarang adalah sebuah PETAKA!!

" Huaaaaaa... kenapa bisa lupa sih, duh gusti, " sesal Razan sedikit meringis parah."Harusnya aku nge-cek skedul tadi maleemm sebelum tidur!!" Ia tak habis pikir kenapa banyak sekali para dosen menyeramkan di fakultas itu. Batin gadis itu dibuat kalut. Padahal Tuhan lebih menyukai cinta kasih ditegakkan di penjuru bumi.

" AAARRG, AKU SUDAH GAK KUAT, AKU MAU NIKAH!!!!!" teriaknya kesal. Kata nikah adalah jalan ninja Razan jika sudah mengalami stres akut.

"NIKAH??" ucap seorang laki-laki didepan pintu sembari menampakkan wajah bingung.

Hening sejenak, Razan mendongak lalu melihat ekspresi shock dari orang itu. Entah kenapa Ilham tiba-tiba muncul di waktu yang tak tepat. Razan pikir bocah tengil itu sudah berangkat sekolah. Ternyata? Ini PETAKA!!!

" Ha nikah? si,siapa yang nikah!!! alibinya, ia menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Barusan kakak bilang nikah! Oh kakak mau nikah? bentar aku bilangin Abah dulu," ucap Ilham santai. Diluar dugaan, Ilham benar-benar ingin membuat kakaknya dalam masalah. Langkah Ilham yang tidak seberapa di cegat oleh Razan yang langsung loncat dari kasur bak Sunggokong. Ekspresi wajah Razan sangat menyeramkan ditengah beban batinnya. Tapi sayang, itu tidak membuat Ilham ciut sama sekali.

"Eh Bocah tengil, jangan bikin masalah baru, tolongg, beban idup kakak udah bejibun Ham. Kakak gak bilang nikah, kakak tuh bilang nik-nik ehmmm NIKUNG" jawabnya asal setelah berpikir sejenak. Razan adalah manusia payah jika urusan bohong-bohongan, nilai bohongnya pun sering remedial.

" Apaan nikung? Tadi kakak teriaknya kenceng amat, aku mau nik...nik, Nikahkan!! Masa nikung," pungkas Ilham dengan senyum iblisnya. Ia malah ingin melanjutkan langkah untuk melakukan aksi pengaduan. Adapun Razan amarahnya sudah menggunung, namun ia mencoba tenang menghadapi makhluk sekelas Ilham . Tidak lucu kan ternyata ia benar-benar akan dinikahkan oleh Abahnya setelah ini.

"Lah iya nikung Haaam, ah tadi kakak salah omong seharusnya nikahh, astaughfirullah nikung!!" Razan benar-benar cari mati. Ia tersenyum kikuk, Keringat demi keringat mulai bercucuran. Nafasnya mulai sesak. Apakah ia harus pura-pura kerasukan saja? biar Ilham si Bocah Tengil itu berhenti menginterogasinya.

" Jangan pura-pura kerasukan!! entar setannya bisa ngamok, manusia jaman sekarang suka sekali fitnah setan ," ungkap Ilham datar.

Lah Ilham bisa tahu apa yang Razan pikirkan. Bagaimana ini? Sekarang ia benar-benar bingung, Ilham keturunan clan Uzumaki apa Uchiha ? karena hanya clan uchiha yang memiliki mata sharingan.

Razan terlihat amat menyedihkan jika berurusan dengan adiknya yang memiliki IQ diatas rata-rata. Ditambah lagi cita-cita Ilham mau jadi detektif, ia sangat hafal pergerakan yang mencurigakan dari seseorang. Ilham memang handal melumpuhkan mental orang lain. Alis Ilham terangkat sebelah, "Hadeuuuuh, dasar bodoh!! lirihnya " Begini saja kak, kita bikin perjanjian damai aja gimana?? putus Ilham membuat Razan mendengus.

"Yaaaaahhh, " perasaannya mulai tidak enak,

"Duh Ham-ham, sudahlah jangan perpanjang masalah kecil ini lah, kakak mau kekampus sekarang seandainya kamu tahu" Razan memilih tidak melanjutkan kalimatnya, " aahh kamu gak bakalan peduli..." celetuknya membuang muka. " kagak usahlah pake perjanjian segala, gue tau apa yang ada dipikiran lo Ham, otak lo kan suka bet merugikan gue!!" Razan menyeringai.

Ilham tersenyum sampul. Kondisi ini akan menguntungkan baginya. Mengerjai kakak yang plinplan seperti Razan adalah suatu kebanggaan . " Tenang kak, jangan panik jangan bimbang. Permintaanku gak macam-macam kok, aku cuma mintak supaya kakak beliin aku celana dalem merek Calvin Klein." Razan dibuat melongo, Ilham melanjutkan kalimatnya sebelum Razan nyeletuk lebih dulu.

"Kakak kan tahu celana dalam aku soyak di gigit kucing jalanan, eh maksudnya kucing adopsi kakak itu , mana bagian sensitifnya lagi yang bolong" ucap Ilham dengan menyunggingkan sederet gigi putihnya dengan terpaksa. Siapapun yang melihat ingin menggampar Ilham dengan membabi buta, Razan hanya perlu sedikit lagi untuk bersabar. Ia tak menyangka permintaan Ilham lebih ekstrem dari naik Rollercoster. " Ilham adikku tuyung, kamu tahu kan kakak ini tidak beruang..."

" Ya siapa bilang kakak beruang, kakak kan manusia sempurna," potongnya polos

"Terserah Ham" jawab Razan datar. Ia hanya perlu memulihkan energi sebentar, tarik nafas hembuskan, tarik nafas hembuskan, oke ."Olshop kakak lagi sepi akhir-akhir ini, jadi kamu pakai saja dulu sempak bolong itu yaah! lagian kan letaknya juga didalam, jadi gak masalah juga dong!! nikmati saja sensasinya" Razan menaik turunkan alisnya, dengan tujuan Ilham terpikat akan sarannya. Itu sangat tidak mungkin wahai Razan, adikmu adalah musuh yang nyata bagimu.

"Kak, kamu tahu rasanya makan sayur tanpa garem? gak enakkan! itulah yang aku rasakan!! Ilham tampak menunjukkan ekspresi geli, " Tuh liat, merinding kan bulu roma ku, Pokoknya harus merek itu, aku tunggu 3 hari kedepan daan anggap itu sebagai bentuk pertanggungjawaban kakak," putus Ilham, ia berlalu begitu saja dengan seenak jidat.

"Haam, Hamm... yang benar saja permintaanmu, masa disuruh beli kolor seh !!" panggil Razan, eh yang dipanggil berlagak bodo amat . Apakah putusan ini sudah ketuk palu?

"Woilah!! Terserah luuu!!! ini nih manusia yang cuman tahu mintanya doang. Jadi gak ngerasain cari duit itu syusyaaahhh!!" Air ludah Razan sudah menghujam dimana-mana. Tapi sayang Ilham tetaplah Ilham yang tak akan merubah keputusannya.

"Ganteng doang, kagak bisa cari duit!!" sindir Razan kesal. Selang beberapa detik ia kembali teringat dengan Buk Djoko, ia mulai mengacak-ngacak rambutnya frustasi. Benar-benar rumit, sekarang apa? apakah tetap kekampus atau cari ide lain untuk memanipulasi rencana? setelah dipikir-pikir manusia yang akan dihadapi Razan bukan sembarang manusia. Kalau ketahuan ia berbohong bagaimana ? ahh tidak-tidak, menghadapi bocah tengil saja ia harus kewalahan apalagi seorang diva di dunia perdosenan!! Tiada jalan lain lagi, selain...

Haaaa... otokheeee!!!!!

Vote+coment+ reviuw sebagai biaya parkir yah hyung 😘