Siang itu masih seperti sebelumnya. Walaupun kini terasa lebih hangat dan hidup. Tidak setegang dan semengkhawatirkan tadi. Setidaknya sedikit lebih santai untuk sekarang. Bahkan Nathalie kini bersandat pada bahu Aksara. Ia masih sedikit lelah akan perjalanan itu. Jepang sedikit memberikan trauma baginya.
Di saat seoerti itu, ibuk meletakkan cangkir berisi kopi susu yang baru saja di seruputnya. Buatan Mas Yudhis. Jelas enak sekali. Ibuk menatap cangkir itu yang berada di sekitar toplet sedang berisi banyak camilan yang tutupnya terbuka. Mereka semua memakannya. Camilan buatan ibuk memang tiada tanding. Bahkan Karin dan Mama jelas mengakui hal itu. Ibuk pandai dalam segala hal. Terlebih dengan memasak.