Karin terdiam di boncengan motor Arjuna, memikirkan perkataan Aksara. Seharusnya ia tidak boleh berharap lebih, ia dan Arjuna hanya berteman. Partner Kuliner lebih tepatnya. Dan dalam hubungan seperti itu, Karin seharusnya tidak membawa perasaannya. Seharusnya tidak ada masalah hati diantara keduanya. Secara normalnya seperti itu, pikir Karin.
"Hoi bocil diem aja," seru Arjuna yang sedikit teredam.
Karin menggeleng, memukul pelan pundak lelaki di depannya, "Gue bukan bocil ih kak,"
"Yaudah iya Karin kenapa diem aja?"
"Ngantuk," bohongnya, "Semalem bergadang marathon nonton penthouse,"
"Mas Abim juga nonton tuh drama," balas Arjuna, "Lo nggak tau aja dia tiap nonton teriak teriak kaya orang gila. Emang uwu banget ya dramanya?"