Dila di tinggal pergi oleh ayahnya sejak duduk di bangku kelas 5 SD, kini tinggal bersama kedua adik perempuan nya (nisa dan dinar) beserta ibunya.
mata pencaharian ibunya hanya dari warung makan kecil kecilan di pinggir tembok pertokoan. Dibilang kumuh.... ??? ya... tidak juga, karena masih layak untuk ditinggali.
Semenjak kepergian sang ayah Dila beserta ibu dan adiknya tinggal ber empat dan ibu nya lah tulang punggung keluarga.
Dila selalu menyaksikan ibu nya bangun jam 2 pagi untuk menyiapkan jualan yang akan di jual esok hari nya.
Pada suatu malam dila mencoba untuk bangun di jam 2 pagi seperti yang di lakukan ibu nya namun apa daya dila yang waktu itu baru berusia 12 thn hanya bisa duduk dikursi dengan kepala yang bersandar di dinding tembok dengan mata sayu karena masih ngantuk terus hanya bisa memandangi ibunya yang begitu semangat menyiapkan jualan yang akan di jual besok. Mulai dari masak nasi masak sayuran dll di kerjakan seorang diri.
Dila hanya bisa berkata dalam hati....
"bu dila minta maaf, dila ingin sekali membantu ibu.... tapi.... apa daya mata dila tidak bersahabat di jam segini bu".
waktu subuh pun tiba, ibu dila membangunkan dila yang masih tertidur sambil bersandar di tembok.
"Dila ....dila.... bangun nak sudah subuh bangun shalat dlu nak, selesai shalat.... ji ika masih ngantuk tidur saja lagi nak nanti jam 6 mama bangunkan siap siap berangkat sekolah nak".
Dila terbangun dan segera shalat dan kemudian tertidur lagi.
Begitulah rutinitas ibu dila setiap hari nya.
mengingat kejadian semalam dila yang duduk di taman sekolah di jam istirahat termenung, ia membayangkan begitu hebatnya seorang ibu berjuang banting tulang demi anak-anaknya. terlintas dipikiran nya...
" aku harus bisa membahagiakan ibu, membayar jasanya pasti aku tidak bisa, maka dari itu setelah pendidikan ku usai aku tidak akan meminta sepeserpun uang dari ibu lagi q harus bisa mandiri dan sukses agar aku bisa menjadi sumber penghasilan untuk ibuku".
Semenjak itu dila sangat rajin belajar selalu mendapatkan peringkat pertama di kelasnya sampai pada akhirnya lulus SMA dan ingin melanjutkan ke jenjang selanjutnya namun....
"apakah ibu mampu membiayai ku? "dila bertanya tanya.
Tidak putus asa diapun langsung mencari solusi akan hal itu.
Akhirnya dia menemukan solusinya.
"dila masih bisa kuliah dengan biaya minim namun dengan jurusan yang sekiranya banyak di butuhkan".