Chereads / LOVELIST / Chapter 11 - Bab 11 : Sebelas

Chapter 11 - Bab 11 : Sebelas

Di satu sisi yang saat ini berada di rumah Ana. Ana sekarang tengah kedatangan tamu di rumahnya siapa lagi kalau bukan sahabat baiknya yaitu Keren.

Ana menyuruh sahabat baiknya itu untuk singgah sebentar ke rumahnya sehabis pulang kerja. Dan ia akan menjelaskan jika ia tidak akan bekerja lagi bersama di restoran Jepang.

"Ana kenapa kau tadi tidak masuk kerja? Apa kau sakit? Apa kau ada masalah?" tanya Keren berturut-turut kepada Ana.

Ana yang merasa pusing dengan pertanyaan berturut-turut sahabatnya itu, segera ia membungkam mulut sahabatnya itu.

"Keren satu-satu jika bertanya. Aku menjadi bingung jika kau bertanya berturut-turut kepadaku," jelas Ana kepada sahabatnya itu.

"Baiklah maafkan aku," ucap Keren Sambil mengeluarkan 2 jarinya itu.

"Sebelum kau bertanya aku akan menjelaskan kenapa aku tidak masuk kerja hari ini dan meminta izin," ucap Ana berniat menjelaskan kepada keren.

"Begini sebelumnya aku pernah cerita kepadamu kalau aku pernah menabrak mobil seseorang. Lalu aku menghubungi pihak orang tersebut untuk mempertanggungjawabkan perbuatan ku padanya. Orang tersebut bernama Alex Sander," ucap Ana yang belum selesai langsung di potong oleh Keren.

"Apa! K-kau menabrak mobil seorang Alex Sander," ucap keren terkejut dengan penjelasan Ana.

"Memang kenapa? Apa ada yang salah dengan seorang Alex Sander itu?" Tanya Ana heran kepada keren.

"Ya.. ampun Ana. Kemana saja kau selama ini? Apa kau tak pernah menggunakan ponselmu atau televisi mu untuk melihat berita hah?" ucap keren berturut-turut.

"Kau tau Ana kau salah berurusan dengan seorang Alex Sander. Dia adalah seorang billionaire di Asia maupun di Eropa. Dia sangat terkenal dimana-mana kau tau itu," lanjut jelas keren lagi.

"A-apa? Bagaimana dong ini, besok aku akan mulai bekerja dengannya," ucap Ana dengan perasaan panik.

"What! Kau mau bekerja dengan seorang Alex Sander. Wow kau sangat hebat ternyata Ana," ucap keren tercengang dengan ucapan sahabat baiknya itu.

"Bagaimana bisa kau bekerja dengan seorang billionaire itu, Em.. maksudku Alex Sander," tanya Keren dengan penasaran kepada Ana.

"Dia memberiku 2 pilihan untuk menebus kesalahanku. Pilihan yang pertama, aku harus membayar cash sebesar 40 juta untuk ganti rugi mobilnya yang aku tabrak. Dan itu pun harus sekarang membayar ganti ruginya. Sedangkan yang pilihan kedua, aku akan menjadi asistennya selama 1 tahun tapi aku tetap mendapat gaji kerjaku selama menjadi asistennya," jelas Ana dengan panjang kepada Keren.

"Menurutku sih kau sudah tepat memilih pilihan yang ke 2 Ana," ucap pendapat Keren untuk sahabatnya itu.

"Tapi kan kita gak bisa bertemu lagi trs gak bisa bersama lagi," ucap Ana dengan sedih.

"Kita kan masih bisa bertemu dan saling melempar kabar lewat ponsel" balas ucap keren dengan senyumnya.

"Hem.. baiklah. Tapi jangan lupa kita tetap sahabat selamanya oke!" ucap Ana dengan wajah lesunya.

"Iya aku tau. Kita akan tetap sahabat selamanya meskipun kita berjauhan," jelas Keren.

"Ow, iya. Apa adik mu itu sudah tau tentang masalah mu ini?" tanya Keren dengan wajah penasaran.

"Aku belum cerita masalah ini sama Bryan. Tapi nanti aku usahakan cerita kepadanya," jawab Ana.

"Em aku mengerti. Yasudah aku pamit pulang ya ini sudah malam," pamit  Keren kepada Ana.

"Iya hati-hati di jalan." Balas Ana sambil mengantarkan Keren di depan halaman rumahnya.

Setelah menghilang Keren dengan motornya dari pandangan Ana, Ana kembali melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumahnya dan bergegas kembali ke kamar tidurnya.

Di saat Ana berada di dalam kamarnya lebih tepatnya di atas ranjang tidurnya. Ia sedang berfikir bagaimana untuk menghadapi hari esoknya.

Ana sekarang tengah merasakan perasaan khawatir dan bingung menjadi satu.

"Aku berdoa semoga hari esok tidak ada kesulitan saat bekerja dengan si angkuh itu," doa Ana sebelum tidur.

"Dan semoga hari esok berjalan dengan lancar tidak ada halangan sama sekali." lanjut doa Ana lagi.

Lalu Ana mulai merebahkan tubuhnya untuk beristirahat.

*

**

Keesokan harinya di kamar seorang wanita yaitu Ana terdengar bunyi alarm jam weker berbunyi. Ana merasa terganggu dengan Bunyi alarm jam Beker itu. Lalu Ana mematikan bunyinya dan ia melihat pukul 4 pagi

Segera Ana turu dari ranjang tidurnya dan bergegas ke arah kamar mandi untuk cuci muka.

Setelah beberapa menit kemudian Ana keluar dari kamar mandi dan kembali ke arah ranjang tidurnya untuk membersihkan tempat tidurnya itu.

Selesai membersihkan kamarnya Ana lanjut membersihkan Bagian dari luar kamarnya.

1 jam kemudian

Ana telah selesai membersihkan rumahnya. Lalu Ana melihat jam yang menempel di dinding rumahnya yang saat ini menandakan pukul 5 pagi.

"Sekarang saatnya menyiapkan sarapan pagi." ucap Ana pada dirinya sendiri.

Lalu Ana melangkahkan kakinya menuju kearah dapur untuk memulai masak sarapan pagi.

Ana melihat isi didalam lemari esnya.

Ia melihat ada telur,wortel dan daun bawang. Ana kepikiran untuk membuat mie instan. Lalu Ana membuat masakan tersebut.

10 menit kemudian mie instan sudah matang dan siap dihidangkan.

Ana menghidangkan mie instan di dalam mangkuk lalu di taruh nya di atas meja makan.

Setelah itu ana melangkahkan kakinya menuju ke kamar adiknya untuk membangunkannya dari tidur pulasnya.

"Bryan bangun ini sudah siang,  ini sudah pukul 05.25 kamu akan terlambat," ucap Ana dengan sedikit berteriak di depan pintu kamar Bryan.

"Iya kak ini aku bangun," ucap Bryan di atas ranjang yang masih belum terkumpul nyawanya.

"Segeralah keluar sarapan paginya nanti keburu dingin!" Perintah Ana kepada adiknya.

"Iya aku akan segera keluar kak, aku siap-siap dulu," jawab perkataan Bryan dari dalam kamar sambil melangkah ke arah kamar mandinya.

Beberapa menit kemudian Bryan sudah keluar dari kamarnya. Dan ia segera menuju kearah meja makan untuk memulai sarapan paginya.

20 menit kemudian Ana dan Bryan sudah menyelesaikan sarapan paginya dengan lauk sederhana itu.

"Baiklah kak. Aku berangkat sekolah dulu ya.." pamit Bryan kepada Ana sambil memakai sepatu sekolahnya.

Ana yang berada di dapur pun segera menghampiri adiknya yang berada di depan rumah.

"Iya, kamu hati-hati di jalan. Belajar yang pintar ya," tutur Ana kepada Bryan.

Lalu Ana mengeluarkan uang berwarna ungu untuk di berikan kepada Bryan.

"Ini kakak beri uang saku lagi," ucap Ana sambil memberikan uang kepada Bryan.

"Tapi kan kak, uang ku yang kemarin masih ada," ucap Bryan.

"Tidak apa, uang ini bisa kau tabung saja untuk hari esoknya lagi," jelas Ana kepada sambil memberikan uang itu ke tangan Bryan.

"Terima kasih kak untuk uangnya, pasti Bryan tabung uangnya kok," jawab Bryan sambil menyimpan uang itu ke dalam tasnya.

Ana tersenyum mendengar jawaban adiknya itu.

"Ya udah, sana kamu buruan berangkat nanti terlambat sekolahnya," ucap Ana mengingatkan adiknya untuk berangkat ke sekolah.

"Ya udah kak, Bryan berangkat sekolah dulu ya?" pamit Bryan lagi kepada Ana sambil menaiki sepeda kesayangannya.

Setelah melihat kepergian adiknya pergi ke sekolah. Dan sudah tidak melihat punggungnya lagi. Ana melangkahkan kakinya kembali masuk ke dalam rumahnya untuk bersiap pergi bekerja.

"Semangat Ana sekarang waktunya kau bersiap berangkat pergi bekerja." Ucap Ana dengan semangat sambil mengepalkan kedua tangannya.