Chereads / LOVELIST / Chapter 8 - Bab 8 : Delapan

Chapter 8 - Bab 8 : Delapan

Ana yang merasa mendengar ucapan sinis dari orang depannya pun ia tak mendengarkan dan mengabaikan ucapan tersebut.

"Hei apa kau tak dengar perkataan ku!" bentak Alex kepada Ana.

"Hei tuan?! apa kau juga tak bisa lembut sedikit kepada perempuan," balik lawan Ana dengan perkataan tenang kepada Alex.

"Beraninya kau melawan perkataan ku!" Bentak Alex lagi kepada Ana.

"Orang tuaku pernah mengajarkanku jadilah orang pemberani jika kau tidak salah meskipun nyawa taruhannya," ucap Ana dengan bijak membalas perkataan Alex.

Alex merasa terdiam seketika dengan ucapan Ana barusan. Dan Alex langsung berdeham untuk menghilangkan rasa tegangnya.

Ehem.. Ehem..

"Baiklah, mari kita bahas soal masalah kita yang awal," ucap Alex sambil membenarkan jas dan dasinya.

Alex berdiri dari duduknya melangkahkan kakinya kearah meja kerjanya dan mengambil KTP Ana yang berada di tas kerjanya. Lalu ia kembali ke arah sofa yang ia duduki sebelumnya.

"Briana Debora Caitlin, usia 23 tahun, bekerja di restoran makanan Jepang," ucap Alex sambil memutar-mutar KTP Ana di tangannya.

"Bagaimana bisa kam-" ucap Ana terpotong oleh Alex.

"Tentu saja aku tau karena aku adalah Alex Sander," sela Alex dengan tampang sombongnya.

Ana mendengus kesal dengan jawaban Alex itu.

"Sombong sekali anda tuan," ucap Ana sambil melipat kedua tangannya di dada.

Alex tak mendengarkan perkataan Ana dan ia menjadi melihat jam tangan mahal yang melingkar di tangannya.

Ana yang merasa kesal karena ucapannya di abaikan oleh orang didepannya.

Lalu Alex tak mengindahkan perkataan Ana yang mengatainya. Lalu ia berucap lagi kepada Ana.

"Aku memberimu 2 pilihan gadis cerewet. Yang pertama kau harus membayar kerugian mobil ku sebesar 40 juta secara cash,"

"Atau yang kedua kau harus bekerja menjadi asistenku selama 1 tahun. Di saat kau menjadi asistenku, kau tetap mendapat gaji, " lanjut ucap Alex dengan seringai devilnya.

Ana yang mendengar perkataan Alex pun merasa bingung memilih kesempatan yang mana.

Jika ia memilih pilihan pertama jelas ia tidak punya uang sebesar itu untuk ganti rugi. Dan jika ia memilih pilihan kedua otomatis Ana tidak bekerja lagi di restoran Jepang dan juga tidak bertemu lagi dengan sahabat baiknya.

"Aku memberimu waktu 1 menit untuk memilih kesempatan yang kuberi dimulai dari sekarang!" ucap Alex dengan nada khas otoriternya.

"Jika waktumu habis, maka aku yang menentukan kesempatannya," lanjut Alex lagi.

"Bagaimana bis-" ucap Ana terpotong dengan Alex.

"Waktumu tinggal 49 detik!" Peringat Alex kepada Ana sembari melihat jam tangan mahal yang melingkar di pergelangan tangannya.

"Yahh! aku memilih pilihan kedua," ucap Ana dengan lantang sambil berwajah tegangnya.

"Hem pilihan yang bagus," ucap Alex sambil tersenyum misterius.

Lalu Alex mengambil map yang berisikan perjanjian 1 tahun itu. Dan di letakkan nya map tersebut di atas meja depan Ana.

Setelah itu Alex juga meletakan bolpoin miliknya di atas map tersebut dan meminta Ana untuk segera menandatangani perjanjian tersebut.

"Cepatlah tanda tangan di situ," ucap Alex sembari menunjuk map di atas meja sofa.

"Kau hanya boleh menulis 3 syaratmu dalam perjanjian 1 tahun itu," lanjut Alex menatap Ana dengan intens.

"Boleh kah aku membacanya terlebih dahulu? Bukan kah seharusnya aku juga tau isi perjanjian ini?" permintaan Ana kepada Alex dengan ragu.

Ana yang tidak ingin terburu-buru untuk tanda tangan. Ia membaca terlebih dahulu surat perjanjian tersebut dengan teliti.

"Ya, tentu saja. Baca saja itu surat perjanjian nya, aku tidak masalah," sahut Alex dengan santai.

Saat Ana membaca surat perjanjian dengan teliti alis nya mengkerut dan merasa heran dengan syarat Alex yang di ajukan untuknya.

- Pihak pertama dari Alex Sander.

- Pihak kedua dari Briana Debora Caitlin.

Syarat dan ketentuan pihak pertama untuk pihak kedua :

1. Pihak kedua tidak boleh jatuh cinta dengan pihak pertama. Jika terjadi akan kena denda sebesar 10 juta.

2. Pihak kedua tidak boleh membantah perkataan ataupun permintaan pihak pertama. Jika membantah akan mendapatkan hukuman.

3. Pihak kedua tidak boleh ikut urusan pribadi pihak pertama.

Begitulah isi syarat Alex untuk Ana. Ana yang merasa ingin tertawa keras pun tidak bisa. Ia hanya bisa tertawa tertahan sambil memegang perutnya.

"Haha.. apa kau gila tuan membuat syarat seperti ini. Aku tidak akan pernah jatuh cinta dengan orang sepertimu huh! sangat angkuh dan sombong," ucap Ana berturut-turut untuk Alex.

Alex mengacuhkan perkataan Ana, tapi di balik rasa acuhnya ada sebuah senyum misterius yang hati hanya Alex saja.

Lalu Ana menulis syarat ketentuan untuk Alex sambil tersenyum miring.

Pihak pertama dari Briana Debora Caitlin.

Pihak kedua dari Alex Sander.

Syarat dan ketentuan pihak pertama untuk pihak kedua:

1. Pihak kedua tidak boleh jatuh jatuh cinta dengan pihak pertama. Jika terjadi, pihak pertama harus siap memberikan semua harta pihak kedua untuk pihak pertama.

2. Pihak kedua tidak boleh menyentuh sembarangan pihak pertama. Jika terjadi berakhirnya perjanjian ini.

3. Pihak kedua tidak boleh mengikuti urusan pribadi pihak pertama.

Lalu Alex mengambil surat perjanjian tersebut setelah di tanda tangani oleh Ana. Ia mengangkat salah satu alisnya karena syarat Ana tidak seperti yang ia pikirkan.

"Ternyata dia tidak seperti yang kubayangkan. Ia bisa menjebak ku kembali dengan syaratnya," batin Alex pada dirinya sambil melihat sekilas Ana.

"Ekhem, ya kalau begitu baiklah. Besok kau akan mulai bekerja di sini sebagai asistenku seperti asisten Damian," ucap Alex kepada Ana.

"Aku tidak suka orang terlambat bekerja, karyawan di sini semua memiliki disiplin waktu. Termasuk kamu yang akan bekerja di sini!" ucap Alex dengan nada bentak di akhir.

"Iya aku paham. Apa kau tidak bisa menurunkan nada bicaramu itu kepada seorang wanita?" Jawab Ana dengan di akhiri bertanya kepada Alex.

"Tidak bisa, karena aku seorang Presdir di sini," jawab Alex dengan nada angkuhnya.

"Huh, dasar sombong sekali dia!" ucap Ana dengan nada pelan yang hampir terdengar oleh Alex di depannya.

"Apa kau mengatai ku ha!" ucap Alex dengan tatapan nyalang kepada Ana.

"Eh.. eh.. tidak kata siapa aku mengatai mu," ucap Ana dengan gugup sambil menggelengkan kepalanya.

"Awas saja kau sampai ketawan mengataiku!" Tutur Alex dengan khas wajah dinginnya.

Ana yang mendengar perkataan Alex bergidik ngeri sambil mengusap lengan tangannya.

"Ambillah ini! jangan lupa besok jika kau terlambat bekerja, kau akan dapat hukuman!" ucap dengan nada perintahnya itu sambil memberikan KTP Ana.

Lalu Ana mengambil KTP-nya dari tangan Alex. Segera ia berpamitan pulang kerumahnya kepada Alex untuk mempersiapkannya surat resign dari pekerjaan lamanya.

"Baiklah tuan saya permisi untuk pulang. Saya ingin mempersiapkan surat resign dari pekerjaan lama saya," pamit Ana undur diri kepada Alex.

" Hem.. pulanglah jangan lupa! jika kau terlambat besok kau akan mendapatkan hukuman dariku," ucap Alex mengingatkan Ana.

"Baik, tuan saya akan ingat pesan anda," balas ucapan Ana untuk Alex.

Setelah itu, Ana segera melangkahkan kakinya keluar dari ruangan Presdir dan kembali keluar dari perusahaan Grand Company.

Setelah beberapa menit menghilangnya Ana dari ruangannya. Alex tertawa kecil dan tersenyum misterius.

"Baiklah ini adalah awal yang bagus untuk memulai semuanya." ucap Alex dengan devilnya.