Hatinya merasa agak lega karena ia tahu bahwa panglima itu tentu akan melindungi dan membantunya kalau ada bahaya mengancam, dan entah bagaimana, ia merasa bahwa bahaya itu datangnya dari sang pangeran yang secara berterang menyatakan terpikat olehnya dan menghendaki dirinya.
"Aku hanya mencari hawa segar di taman," katanya dan iapun mengikuti thai-kam yang menjadi kepala dayang itu keluar taman menuju ke gerbang taman.
Di sana telah menanti Pangeran An Kong bersama dua orang pengawal pribadinya. Kui Bi cepat maju dan meniru Gui-thaikam memberi hormat kepada sang pangeran yang tersenyum melihatnya.
"Kui Bi, engkau memang cantik jelita," kata pangeran itu dengan kagum ketika dia memandang wajah manis itu di bawah sinar lampu gantung kemerahan.
"Terima kasih, Pangeran. Hamba hanya seorang gadis dusun yang bodoh," kata Kui Bi merendah.