Bayangan itu menangkis dan mengelak, juga balas menyerang sambil mundur sehingga tiba di pintu gerbang tanah kuburan, di mana terdapat sebuah lampu gantung yang memberi penerangan yang redup dan lemah sekali, namun cukup bagi mereka untuk dapat melihat bayangan masingmasing.
Kui Bi tidak dapat melihat wajah orang itu, akan tetapi dari bentuk tubuhnya, ia dapat menduga bahwa lawannya seorang laki-laki yang tubuhnya sedang.
Akan tetapi yang membuatnya ia penasaran adalah kecepatan gerakan orang itu yang ternyata biarpun tidak seringan gerakannya sendiri, orang itu dapat menghalau setiap erangannya.