Si gagu menulis lagi. Coretannya cepat dan bertenaga sehingga me bentuk huruf-huruf yang dalam dan mudah dibaca di atas tanah.
"Keberanian tanpa didasari kekuatan suatu kesombongan yang bodoh dan sia-sia. Nona berbakat, kalau mau menjadi muridku tentu akan memiliki bekal yang kuat untuk melakukan perjalanan seorang diri," kata tulisan itu.
Kim Hong tertegun dan termenung, ia harus mencari ayah kandungnya, akan tetapi kalau baru saja keluar sudah hampir gagal karena ia kurang mampu membela diri, bagaimana kalau di depan benar-benar bertemu lawan yang lebih lihai dari Bouw Hun? Usahanya akan sia sia, dan iapun akan tertimpa malapetaka.
Setelah mempertimbangkan, dan yakin akan kemampuan si gagu, tiba-tiba Kim Hong menjatuhkan diri berlutut di depan tukang perahu itu dan memberi hormat.
"Teecu (murid) Can Kim Hong memberi hormat kepada suhu..."