lapun kini teringat akan semua sikap dan perbuatannya, yang dilakukan demi kesenangan diri sendiri dan keluarganya. Kini semua itu mengalami kegagalan dan ia harus berani menerima kenyataan. Maka, iapun menjatuhkan diri berlutut di depan kaki kaisar.
"Sribaginda, hukumlah hamba, gantunglah hamba kalau itu dapat meredakan
kemarahan mereka..... hamba rela mati.... untuk menyelamatkan paduka..." katanya sambil menangis.
Kaisar yang amat mencinta selirnya ini terharu, mengangkat selirnya berdiri dan merangkulnya. Mereka berangkulan sambil menangis.
"Tidak..., tidak .... Kui Hui, engkau tidak boleh dihukum mati ..." rintih kaisar yang tua itu dengan memelas.
Melihat adegan romantis di atas loteng, di mana kaisar itu rangkulan dengan selir yang dibenci pasukan itu, mereka berteriak-teriak semakin ganas.
"Sribaginda... relakan hamba..... hamba sudah menerima kasih sayang paduka
yang berlimpahan ..... sekaranglah saatnya hamba membalas jasa ... dengan