"Hong-moi, maafkan aku. Aku menyesal sekali, Hong-moi." Setelah menghela napas berulang-ulang, Thian Liong berkata lirih.
Gadis yang tadinya menundukkan mukanya itu, kini mengangkat muka memandang. "Apa maksudmu, Liong-ko? Maaf? Menyesal?"
"Ya, aku merasa menyesal sekali dan minta maaf padamu karena sekarang engkau menderita dan terancam bahaya hanya karena aku! Kalau engkau tidak ikut dan membantuku, tentu engkau sekarang berada di kamarmu sendiri, di istana ayahmu yang indah."
Sepasang alis hitam melengkung itu berkerut. Sepasang mata bintang itu bersinar marah. "Liong-ko, apakah dahulu ketika engkau membantu aku menghadapi pemberontak di utara lalu kita tertawan dan terancam maut, aku juga minta maaf dan menyatakan menyesal karena engkau membantuku? Kalau begitu engkau merasa menyesal bahwa aku membantumu, berarti engkau menyesal pula dahulu pernah membantu aku!"
"Wah, sama sekali tidak, Hong-moi! Bukan begitu maksudku..."