"Eh! Dari mana engkau mengenal nama julukanku?" Pek Hong Nio-cu menegur, agak kesal karena perjalanannya terganggu.
"Aku mendengar dari orang-orang yang menyaksikan engkau menghajar orang pembesar brengsek di kota Leng-ciu tadi! Sungguh hebat sekali perbuatanmu tadi, nona. Aku merasa kagum sekali kepadamu!"
"Hemm, aku tidak butuh pujianmu!" bentak Pek Hong Nio-cu karena sudah sering ia mendengar laki-laki memujinya yang sebetulnya hanya merupakan rayuan untuk menyenangkan hatinya. Ia sudah mendapatkan kenyataan bahwa semua adalah perayu-perayu gombal kalau sudah berhadapan dengan wanita cantik!
"Aku tidak memuji kosong, nona, melainkan bicara sebenarnya!"
"Sudahlah, aku tidak mau mendengar ocehanmu. Apa maksudmu menghadang perjalananku? Minggir, atau kutabrak engkau!"
"Maaf, Pek Hong Nio-cu. Tadi, ketika melihat engkau beraksi, aku mengira bahwa engkau adalah seorang gadis yang pernah kukenal, gadis yang mencuri pusakaku."