"Ada apakah, bibi?" tanya Hong Yi sambil duduk di atas kursl berhadapan dengan bibinya, terhalang sebuah meja kecil.
"Hong Yi, semalam aku bermimpi melihat engkau terbang dan menari-nari di antara bintang-bintang!"
Hong Yi tertawa dan menutupi mulutnya dengan lengan baJunya. "Hi-hik, bibi ini aneh-aneh saja, Mungkin bibi se-malam keenakan tidur karena hawa udara memang dlngin malam tadi."
"Tidak, Hong Yi. Pagi tadi setelah terbangun, aku segera mengadakan per-hitungan meramal dengan mencocokan hari tanggal lahirmu dan aku mendapat kenyataan bahwa engkau kelak akan hidup sebagai orang besar!"
"Aih, bibi. Orang macam aku bagal-mana dapat menjadi orang besar?" Tan-pa disengaja, ucapan yang keluar dari bibir mungil itu bernada sedih.
Begitu mendengar ucapan keponakan-nya itu, Lu-ma lalu meraih tangan Hong Yl yang terletak di atas meja. "Maafkan bibimu, Hong Yi. Mulai sekarang aku berjanji tldak akan menyuruhmu melayanl pria lagl."