"Lalu bagaimana, Twa-suheng? Bagaimana Ji-suheng sampai bisa terluka ?" tanya Kwee Sin penasaran.
"Menyakitkan hati benar!" Bun Si Teng menggebrak meja. "Orang-orang Pek-lian-pai itu memang pengecut dan jahat. Setelah kami mulai mendesak, mendadak terdengar suara ketawa seorang wanita. Ketawanya nyaring dan merdu, akan tetapi sama sekali tidak kelihatan orangnya. Kau tahu sendiri, Ji-suheng-mu biar pun gagah perkasa, selalu amat takut dan gugup kalau berhadapan dengan wanita. Mendengar suara ketawa ini agaknya dia gugup sekali, maka ketika dari tempat yang tak diketahui datang menyambar banyak paku-paku Pek-lian-ting, dia kurang cepat dan terluka oleh sebatang paku."
"Ahhh...!" Kwee Sin berseru, penasaran dan juga heran.