Seorang nelayan muda yang berusaha untuk membela haknya mendapat hadiah bacokan sehingga dia rebah mandi darah. Nelayan-nelayan lain menjadi ketakutan dan mereka ini hanya bisa menarik napas panjang dan mengertak gigi sambil menolong kawan mereka ketika tiga orang ini pergi membawa ikan-ikan besar sambil tertawa-tawa.
Sementara itu, Phang Kwi mendekati Ang-bin Piauw-to sambil berbisik, "Ang-twako, apa yang dimaksudkan oleh Lo-tan tadi?"
Ang-bin Piauw-to tersenyum. "Sebetulnya bukan rahasia, hanya tak enak jika dibicarakan di luar warungmu. Kami sedang menanti lewatnya rombongan pedagang yang membawa barang dua kereta banyaknya. Mereka akan lewat di dusun ini, entah siang nanti entah sore hari."
Berseri Phang Kwi. "Hebat. Akan tetapi mengapa mereka itu berani bepergian di waktu begini? Benar-benar aneh. Tentu ada pengawal-pengawal yang kuat..."
Ang-bin Piauw-to mengeluarkan suara mengejek. "Hah, apa artinya pengawalan dari lima orang piauwsu (pengawal) Pek-coa Piauwkok?"