Mendengar ini, si tinggi kurus yang bernama Phoa Ti itu terdiam. Tiba-tiba saja matanya bersinar-sinar aneh ketika dia memandang Beng San.
"Bagus," katanya perlahan, matanya tidak pernah lepas dari tubuh Beng San, "Tulang dan darahmu cukup baik. Kau bisa menjadi penguji dan penentu kalah menang antara aku dan The Bok Nam."
Setelah berkata demikian dia berteriak lagi. "He, orang she The. Seorang gagah tak perlu berpura-pura. Kau terluka tak dapat keluar dari jurang, aku pun demikian. Akan tetapi kita masih seri, belum ada yang kalah atau menang. Sekarang ada saksi bocah tolol ini. Mari kita adu kepandaian melalui bocah ini!"
Dari sana sampai lama baru terdengar jawaban yang merupakan pertanyaan, "Apa pula maksudmu?"