Chapter 105 - 105

"Bangsat rendah, hendak lari ke mana kau!" Sian Hwa mencabut siang-kiam (sepasang pedang) tipis dan mempercepat larinya kuda.

Penculik itu, seorang laki-laki berusia kurang lebih tiga puluh tahun bertubuh kecil bermata lebar, ketika mendengar suara wanita lalu menoleh. Dia tercengang melihat bahwa yang mengejarnya hanya seorang gadis cantik yang masih sangat muda. Tiba-tiba ia menahan kudanya dan tertawa sambil mencabut goloknya.

"Aha, kiranya ada seorang nona manis ingin main-main dengan aku," katanya dengan senyum mengejek. Suaranya menunjukkan bahwa dia seorang dari utara.

Dengan gerakan yang gesit sekali orang itu meloncat turun dari kuda setelah menurunkan Kwa Hong yang dia gulingkan ke atas tanah. Jalan darah gadis cilik itu agaknya tertotok, lemas seperti orang pingsan. Dengan tenang orang itu lalu berdiri menghadang Sian Hwa yang datang membalapkan kudanya.

"Penculik hina, hari ini pedang nonamu akan mengantar nyawamu ke neraka," Sian Hwa berseru.

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS