Ia melihat seorang wanita cantik, sepasang matanya liar dan aneh, tangan kirinya sedang bermain-main dengan sehelai sapu tangan sutera beraneka warna, indah serta panjang. Melihat sinar mata wanita ini, diam- diam Kwa Tin Siong terkejut sekali. Bukan mata orang biasa.
Ia berlaku hati-hati, sekali lagi melirik ke arah Kwa Hong untuk melihat keadaan anaknya. Setelah mendapat keyakinan bahwa anaknya tidak terluka hanya agak takut-takut, ia lalu menjura kepada perempuan itu.
"Toanio (nyonya) dengan aku Kwa Tin Siong tidak pernah saling mengenal dan karenanya tidak ada permusuhan sesuatu, maka mohon tanya, ada maksud apa Toanio membawa anakku sampai ke sini?" Kwa Tin Siong bersikap hormat sekali karena dari cara nyonya ini tadi merampas anaknya tanpa ia dapat berdaya sama sekali sudah menunjukkan bahwa ia berhadapan dengan seorang yang memiliki kepandaian luar biasa sekali.