Perahu kecil itu terayun-ayun ke kanan-kiri, seperti menari-nari karena tidak dikuasai oleh layar mau pun dayung, melainkan sepenuhnya dikuasai oleh air laut yang tenang. Dua orang yang duduk di perahu itu seperti dua buah arca, diam dan pandang mata mereka melayang jauh ke kaki langit, melayang-layang di permukaan laut seperti mencari-cari sesuatu yang hilang.
Dan memang pikiran Sin Liong dan Swat Hong, dua orang di perahu itu, sedang mencari-cari jawaban
pertanyaan hati mereka sendiri. Pulau Es hanya kelihatan sebagai sebuah garis putih mendatar dekat kaki langit. Mereka berangkat pagi-pagi meninggalkan Pulau Es, setelah tiba di tempat jauh yang sunyi ini, mereka menggulung layar dan membiarkan perahu mereka dibuai gelombang kecil. Mereka sudah lama berdiam diri seperti itu, dibuai oleh lamunan masing-masing, lamunan yang timbul karena keadaan di Pulau Es yang menyedihkan.