Chapter 21 - 21

"Hahaha! Percuma saja Liulang Huajia! Rantai besi yang mengekangmu mampu menetralisir olah kanuragan!" Xue Yue Nuwang berkata seraya menghampiri Fengying.

Xue Yue Nuwang mengenakan pakaian merah tipis. Begitu tipisnya hingga payudaranya yang besar dan berhias puting berwarna merah terlihat jelas. Di selangkangan wanita cantik itu, terdapat dua buah lipatan yang menawan. Dengan satu sentuhan, satu-satunya kain yang menutupi tubuhnya terlepas. Kini kemolekan perempuan berkulit putih itu makin kelihatan sempurna. Pantas saja kalau kecantikan Xue Yue Nuwang terkenal di seantero Tiongkok.

Melihat Fengying seperti itu, Xiu Juan berusaha menolongnya. Namun tidak bisa. Tubuhnya tidak mau bergerak sesuai keinginannya akibat totokan di pembuluh darahnya.

"Xiu Juan, sebagai tuan rumah yang baik, aku akan memberikan tontonan yang menarik untukmu, sekaligus kenikmatan yang belum pernah dirasakan kekasihmu ini."

Kekasih? Mungkin tidak. Tetapi mendengar kata-kata Xue Yue Nuwang membuat hati Xiu Juan bergemuruh. Baru mendengar saja Xiu Juan sudah merasa darahnya naik ke kepala, apalagi membayangkan apa yang akan dilakukan Xue Yue Nuwang pada Fengying.

Benar saja, dada Xiu Juan makin sesak ketika melihat Xue Yue Nuwang mencumbu Fengying. Setelah usai perasaan puas Xue Yue Nuwang. Napasnya terengah-engah, keringat membasahi tubuh molek Xue Yue Nuwang. Tetapi belum hilang rasa puasnya, tiba-tiba sekelebat bayangan menyerangnya. Sontak Xue Yue Nuwang berkelit. Matanya menatap lurus orang yang menyerangnya.

"Kamu! Bagaimana bisa?" tanya Xue Yue Nuwang pada sosok di hadapannya, yang tak lain adalah Xiu Juan.

Rahasia Xiu Juan membuka totokan adalah salah satu kalimat syair bulan yang terukir di batu hitam, "rupa tiga menawan hati". Ketika Xiu Juan siuman, ia langsung mengolah kanuragan dalam tiga bentuk energi. Cara ini tidak langsung membuka totokannya. Perlu beberapa saat tiga energi itu membuka totokan di aliran darah Xiu Juan. Dan ketika totokannya terbuka, kini ia bertekad melampiaskan kemarahannya.

"Tak perlu tahu Xue Yue Nuwang! Bersiaplah ke neraka!"

"Bisa apa kamu tanpa pedang?!"

Keduanya saling menyerang. Perbuatan hina Xue Yue Nuwang pada Fengying menyulut kemarahan Xiu Juan. Amarah bercampur dendam membuat serangan tangan kosong Xiu Juan menyabet dengan ganas. Walaupun tanpa pedang dan sedang terluka dalam, Xiu Juan bertekad menghabisi nyawa perempuan yang membuat hatinya sakit.

Tangan Xiu Juan meliuk-liuk cepat, membuat pusaran besar merangsek Xue Yue Nuwang, inilah jurus Yueguang Wangluo. Menghadapi serangan Xiu Juan, Xue Yue Nuwang merapal jurus Hóngsè de yuèliàng liúguò rìluò (Bulan Merah Mengutuk Mentari). Tubuhnya berputar, diikuti cahaya merah menyala. Pisaunya menari-nari menerjang Xiu Juan. Xiu Juan berkelit menghindari serangan yang hampir mengenai kepalanya. Satu lagi serangan Xue Yue Nuwang mengincar perut Xiu Juan. Dengan cepat Xiu Juan berputar ke samping. Tangannya berkelebat ke arah dada Xue Yue Nuwang dengan jurus Yueguang (Cahaya Bulan). Xue Yue Nuwang tak sempat menghindar, dadanya tersambar telapak Xiu Juan. Xue Yue Nuwang terpelanting ke belakang, mulutnya mengeluarkan darah segar.

"Terimalah kematianmu perempuan busuk!"

Xiu Juan tak memberikan kesempatan Xue Yue Nuwang mengatur napas, ia melesat ke arah Xue Yue Nuwang sambil merapal jurus Yueliang Xuyao Tongku. Xue Yue Nuwang bukanlah pendekar picisan, apalagi olah kanuragannya bertambah setelah menyetubuhi Fengying. Serangan Xiu Juan ia sambut dengan jurus Hóngsè de yuèliàng liúguò rìluò. Cahaya merah dan biru merangsek cepat ke arah Xiu Juan.

Xiu Juan melanting beberapa tombak. Mulutnya mengeluarkan darah segar. Dadanya biru tersambar jurus Xue Yue Nuwang. Tak ayal luka dalamnya makin parah. Melihat keadaan Xiu Juan, Fengying mencoba melepaskan diri, tapi usahanya gagal.

"XIU JUAN, PERGILAH! JANGAN HIRAUKAN AKU!" Fengying berteriak pada Xiu Juan.

Walaupun serangan-serangan Xiu Juan ganas, setelah beberapa jurus, barulah terasa perbedaannya kalau serangan tanpa pedang tetap tak sebanding dengan serangan dengan pedang di tangannya. Tetapi teriakan Fengying sama sekali tak ia gubris. Bagaimana mungkin meninggalkan pria yang telah menggetarkan hatinya? Bagaimana mungkin ia sanggup melewati waktu tanpa pemuda gagah itu?

Melihat Xiu Juan kepayahan, meledaklah tawa Xue Yue Nuwang.

"Hahaha! Sebentar lagi kamu hanya tinggal cerita! Sayang, kisah cinta kalian berakhir di sini! Biarkan aku melanjutkan kisah cintamu!"

Bersamaan dengan itu, Xue Yue Nuwang menerjang lagi! Sekuat tenaga Xiu Juan berkelit, matanya tertutup, ia memutar tangannya dengan indah. Kedua jarinya bersinar putih. Kakinya yang jenjang melangkah anggun ke depan dan ke kanan dengan ujung kaki menopang tubuhnya. Gerakan itu indah sekali, seperti sebuah tarian. Inilah jurus baru Xiu Juan yang diam-diam dilatihnya.

"Perempuan laknat! Terimalah jurus kematianmu! Yueliang Kewang Long (Bulan Mendamba Sang Naga)!"

Tarian Xiu Juan membentuk cahaya yang mengurung Xue Yue Nuwang. Tubuh Xue Yue Nuwang terikat cahaya, tak bisa digerakkan. Lalu sekilat cahaya melesat dari jari-jari Xiu Juan. Mata Xue Yue Nuwang terbelalak, apa daya ia tak sanggup menghindar. Kepala dan dadanya tertembus cahaya. Xue Yue Nuwang berteriak. Darah muncrat dari dada dan kepalanya.

"Ka ... mu ...."

Itulah kata terakhir Xue Yue Nuwang, sebelum tewas mengenaskan. Xiu Juan berdiri terengah-engah, matanya melihat Xue Yue Nuwang yang sudah tak bernyawa. Kemudian ia berjalan menghampiri Fengying. Begitu berada tepat di samping Fengying, jantungnya berdegup kencang. Lekuk tubuh kekar pria tampan itu seakan memompa darahnya naik ke wajah, membuat wajahnya merona merah.

"Xiu Juan, apa yang kamu tunggu? Cepat lepaskan ikatanku!"

Xiu Juan terhenyak, lalu tangannya berkelebat dan memutuskan rantai besi yang mengikat kaki dan tangan Fengying. "Lekas kenakan bajumu Ra—uhuuuk!"

"Xiu Juan!"

Fengying terkejut, ia segera memeluk tubuh Xiu Juan lalu merebahkannya. Kemudian Fengying menelungkupkan kedua telapak tangan pada Xiu Juan.

"Uhuk ...."

Darah menyembur keluar dari mulut Xiu Juan, matanya berkunang-kunang kemudian tak sadarkan diri. Fengying memandang sedih wajah Xiu Juan yang tergeletak lemah. Ia mengambil pakaian Xiu Juan dan menyelimuti tubuh Xiu Juan.

Luka yang dialami Xiu Juan memang makin parah. Selama beberapa lama ia tegeletak tak sadarkan diri. Tiba-tiba jarinya bergerak-gerak, tubuhnya mulai merasakan tenaga yang tadi sempat hilang. Perlahan-lahan Xiu Juan membuka mata. Ia melihat Fengying duduk di sebelahnya.

"Di mana kita?"

"Masih di istana pualam Xiu Juan," jawab Fengying seraya menghela napas lega.

"Kamu membuatku khawatir," ujar Fengying sambil membalikkan badan membelakangi Xiu Juan. Xiu Juan memakai baju yang tadi menyelimutinya.

"Ayo, kita lekas pergi dari sini."

"Tunggu ... Pedang Merak dan Kuas Emas ....."

"Tenang. Tadi sewaktu kamu pingsan aku sudah mencarinya. Ini!" Fengying mengambil Pedang Merak dari balik baju lalu menyerahkan pada Xiu Juan. "Ayo pergi."

Xiu Juan mengangguk lalu bangkit berdiri. Keduanya berjalan keluar meninggalkan ruangan itu.

***